Nasional29 Views

Kabarin.co -Gedung Joang 45 Sumatera Barat ini menghadap langsung ke tepi Pantai Padang. Memiliki arsitektur perpaduan kolonial dan Minangkabau. Terdiri dari dua lantai yang dibangun pada tahun 1909.

Awalnya gedung ini bekas kantor Perwakilan Dagang Jerman di pantai Barat Sumatera. Kemudian masa kependudukan tentara Jepang digunakan sebagai markas pasukan dan berfungsi sebagai tempat penjaga keamanan pantai dan kawasan barat Kota Padang.

Pasca kemerdekaan diserahkan kepada residen Sumatera Barat dan dijadikan markas Resimen – IV Tentara dan Territorium I / Bukit Barisan. Tanggal 15 Februari 1987, gedung ini diserahkan oleh DANREM 032 kepada Dewan Harian Daerah Angkatan ’45 (DHD’45).

Peresmian gedung ini sebagai museum dan perpustakaan dilakukan pada 17 Agustus 1987 oleh Gubernur Sumatera Barat Azwar Anas. Koleksi utamanya meliputi 250 foto perjuangan kemerdekaan Indonesia di Sumatra Tengah, sekitar 2.000 eksemplar buku, hingga kumpulan riwayat hidup ringkas sebanyak 10.000 rakyat Sumatra Barat yang ikut merebut dan mempertahakankan kemerdekaan Indonesia.

Gedung ini mengalami kerusakan pasca-gempa bumi yang melanda Sumatera Barat pada 2009 yang mengakibatkan operasionalnya berhenti. Gedung ini  kabarnya akan digunakan menjadi museum.

Kutipan dari wikipedia, Koleksi Museum Gedung Juang ’45 Sumatra Barat terdiri atas 250 koleksi foto dokumentasi berbagai peristiwa bersejarah yang berasal dari periode 1945–1950, khususnya berkaitan dengan perjuangan kemerdekaan Indonesia di Sumatra Tengah. Foto-foto tersebut terutama bersumber dari para veteran pejuang. Terdapat pula peta Agresi Militer Belanda I dan II, peta gerilya pemancar PDRI YBJ-6, dan struktur organisasi militer Divisi IX Banteng. Selain itu, terdapat koleksi foto dan lukisan yang berkaitan dengan perjuangan bangsa Indonesia seperti Rapat Raksasa Lapangan Ikada, Bandung Lautan Api, dan Pertempuran 10 November di Surabaya.

Koleksi Museum Gedung Juang ’45 lainnya seperti keris, samurai, cetakan peluru, dan patung, termasuk patung Tentara Pelajar Sumatra Tengah dan patung dada 17 para pahlawan masa pergerakan kemerdekaan.

Adapun koleksi perpustakaan meliputi buku sejarah lokal, nasional, politik, sosial dan budaya. (pp)