Selama 8 Tahun Hanya Persib dan Persija Gasak Persipura di Papua

kabarin.co – JAYAPURA – Sukses Persib Bandung menekuk Persipura Jayapura 2-0 dalam lanjutan Torabika Soccer Championship (TSC) presented by IM3 Ooredoo pada Kamis (21/7/2016) mengoyak kedigdayaan Tim Mutiara Hitam sebagai jagoan kandang. Selama delapan tahun terakhir hanya Maung Bandung serta Persija Jakartayang bisa mengalahkan Boaz Solossa dkk. di kandang mereka.

Sejak peralihan era kompetisi Liga Indonesia menjadi Indonesia Super League pada 2008 silam, Persipura tercatat sebagai tim yang paling banyak mengoleksi gelar juara.

Klub kebanggaan publik Bumi Cendrawasih tercatat sudah mengoleksi tiga gelar juara pada musim 2008-2009, 2010-2011, dan 2013. Mereka selalu juga konsisten berada di jajaran dua besar tiga musim.

Salah satu kunci sukses Persipura adalah bagaimana mereka menjaga konsistensi raihan hasil positif saat di kandang. Tim-tim pesaing mengakui kalau mereka amat sulit menggasak Persipura saat bertanding di hadapan suporternya.

“Permainan Persipura amat solid jika bermain di Stadion Mandala. Mereka seperti terpacu menampilkan permainan terbaik di hadapan suporternya,” ungkap Rahmad Darmawan, mantan pelatih Timnas Indonesia U-23 yang sempat merasakan kerasnya laga kontra Persipura di Papua saat menukangi Arema Cronus, Persebaya Surabaya, Sriwijaya FC, dan Persija Jakarta.

Hasil imbang yang diraih sebuah tim dianggap sebagai sebuah ‘kemenangan.’ “Bisa seri saja sudah bagus di Jayapura,” komentar Indra Sjafri, pelatih Bali United yang sukses memaksakan skor kacamata di TSC 2016 ini.

Sejak ISL 2008-2009 hingga TSC 2016 (tujuh musim), Persipura hanya kehilangan poin absolut di 17 pertandingan. Hanya Persija dan Persib yang sukses mengantungi kemenangan di markas tim dengan kostum kebanggaan Merah-Hitam tersebut. Sisanya paling banter para pesaing Persipura di kompetisi kasta elite hanya meraih hasil draw.

Tak sedikit klub menilai ada aroma nonteknis saat mereka bermain di Jayapura. Kontrol terhadap Persipura dirasa kurang karena frekuensi siaran langsung di stasiun televisi pemegang hak siar kompetisi amat sedikit. Faktor biaya besar membuat stasiun televisi berfikir ulang menayangkan laga-laga kandang Persipura.

“Saya pribadi menilai tudingan kalau kami kerap memenangi pertandingan dengan bantuan wasit terlalu berlebihan. Faktanya kami seringkali mengantungi kemenangan di kandang lawan. Kalau wasit terkadang melakukan kesalahan rasanya wajar. Tapi jika mau fair, kemenangan yang kami raih murni atas kerja keras sendiri. Kami menguasai pertandingan dan mencetak gol ke gawang lawan,” ujar Jacksen F. Tiago, pelatih Persipura periode 2008-2010.

Menurut Jacksen amat wajar jika Persipura satu dekade terakhir Persipura menguasai sepak bola Indonesia. Mereka memiliki seabrek pemain bertalenta yang sanggup menjaga konsistensi permainan dari musim ke musim. Dibanding klub-klub lain, mereka terhitung jarang melakukan perombakan skuat.

“Kalaupun kami melakukan pergantian pemain, hanya di posisi-posisi tertentu menyesuaikan kebutuhan taktik. Mayoritas pemain lokal yang menghuni skuat Persipura sudah saling memahami satu sama lain. Kolektivitas permainan jadi kunci kesuksesan Persipura selama bertahun-tahun,” ungkap Jacksen.

Boaz Solossa, Ian Kabes, Imanuel Wanggai, Ricardo Salampessy, Yustinus Pae, pemain yang menjadi kartu truf Persipura meraih hat-trick trofi era ISL (2008-2009, 2010-2011, dan 2013). Tiga nama yang disebut pertama juga sudah bermain saat Tim Mutiara Hitam meraih gelar perdana Liga Indonesia pada musim 2005.

Mereka cetakan tim PON Papua 2004 yang disebut-sebut melahirkan generasi emas pesepak bola bertalenta yang berkontribusi terhadap kejayaan Persipura Jayapura.

Persija Kerap Menyulitkan Persipura

Persija Jakarta, salah satu klub yang beberapa kali meraih hasil bagus. Sejak era ISL hingga TSC Tim Macan Kemayoran meraih dua kali hasil imbang serta sekali meraup kemenangan di markas Persipura.

Yang patut dicatat, salah satu hasil imbang yang diraih Persija ketika Persipura jadi tim musafir. Pada awal musim ISL 2009-2010, Ian Kabes cs. menggelar pertandingan di Stadion Andi Mattalatta Mattoangin, Makassar, karena Stadion Mandala, Jayapura, tengah dipugar.

Sama seperti halnya Persipura, mereka juga banjir pemain bintang. Selain bintang-bintang lokal sarat pengalaman macam Bambang Pamungkas, Ponaryo Astaman, T.A. Musafri, di tim ibu kota juga dihuni pemain top timnas Singapura, layaknya: Mustafic Fachrudin, Bhaihaki Khaizan.

Kala itu Persipura juga masih diperkuat playmaker legendaris, Eduard Ivakdalam, yang berstatus kapten tim. Juga penyerang asal Brasil, Alberto Goncalves, yang saat ini jadi pilar Sriwijaya FC.

Menariknya saat itu Persija juga dibela Heru Nerly, mantan gelandang sayap Persipura.

Kejutan dibuat Persija Jakarta pada ISL 2011-2012. Status juara bertahan kompetisi, membuat para pengamat meragukan Macan Kemayoran bakal bisa berbicara banyak di Jayapura pada laga kompetisi yang digelar 13 Mei 2012.

Bukan apa-apa, Tim Macan Kemayoran bisa dibilang tengah limbung saat itu. Kasus dualisme membuat klub tergerogoti krisis keuangan. Ketua Umum Persija, Ferry Paulus, membangun tim dengan materi pemain kelas semenjana.

Pelatih Persija, Iwan Setiawan, banyak mengandalkan pemain-pemain muda. Nama-nama beken yang ada di tim saat itu bisa dihitung dengan jari. Bambang Pamungkas, Ismed Sofyan, Leo Saputra, Rahmat Affandi, pemain-pemain berpengalaman yang jadi motor tim belia Persija saat itu.

Jika dibandingkan dengan Persipura yang dihuni pemain-pemain yang tengah berada di top level, seperti Boaz Solossa, Alberto Goncalves, Zah Rahan, Ian Kabes, Imanuel Wanggai, Persija bisa dibilang kalah kelas.

Dan benar saja dalam duel tersebut Persipura sebenarnya menguasai jalannya pertandingan. Strategi ofensif ala Barcelona 4-3-3 membuat lini pertahanan Tim Oranye keteteran pada paruh pertama pertandingan.

Apesnya walau unggul penguasaan bola, Macan Kemayoran justru berhasil mengejutkan tuan rumah, setelah berhasil mencuri gol di menit ke-35 dari kaki Rahmat Affandi.

Gol tunggal lahir dari sektor tengah Persija, melalui satu skema serangan balik cepat yang membuat penjaga gawang Persipura, Yoo Jae-hoon memungut bola dari dalam gawangnya.

Hasil positif juga didapat Persija Jakarta di laga pembuka TSC 2016. Datang ke Stadion Mandala, Jayapura, dengan mayoritas pemain muda minim pengalaman, tim asuhan Paulo Camargo mendulang hasil draw 1-1. Persija bahkan sempat unggul terlebih dahulu lewat gol Sutanto Tan, sebelum akhirnya disamakan oleh James Koko Lomell, lewat eksekusi penalti.

Maung Bandung Akhiri Rekor Buruk

Persib Bandung datang ke markas Persipura pada Kamis (21/7/2016) di bawah bayang-bayang rekor buruk selalu kalah. Tim asuhan Djdjang Nurdjaman, kondisinya tengah limbung.

Klub yang menjadi juara ISL 2014 serta Piala Presiden 2015 itu masih kesulitan menembus persaingan papan atas. Terakhir pada akhir pekan lalu, Atep dkk. hanya mendulang hasil imbang 0-0 melawan rival abadi Persija.

Sebaliknya Persipura baru saja bereuforia dengan kemenangan telak 3-0 di markas Pusamania Borneo FC di Stadion Segiri, Samarinda. Hasil ini merupakan rekor kemenangan terbesar sementara di TSC 2016. Tim Pesut Etam juga dikenal sebagai tim jago kandang.

Tanpa disangka Persib justru meraih kemenangan menyakinkan 2-0. Gol kemenangan Tim Pangeran Biru dicetak Vladimir Vujovic lewat titik putih.

Pada menit 45, lewat serangan balik, Persib mampu menciptakan kemelut di depan gawang Persipura yang dikawal Ferdiansyah. Petaka untuk tim tuan rumah datang dengan kartu merah yang diterima Ricardo Salampessy pada menit ke-45.

Ricardo dianggap menghalangi bola tembakan yang dilepaskan Robertino Pugliara dengan tangannya, saat Ferdiansyah sudah mati langkah. Tak pelak, wasit juga menunjuk titik putih.

Dalam posisi tertinggal Persipura menggempur habis pertahanan Persipura. Pada 10 menit jelang bubaran, Persib makin merapatkan pertahanan dengan menarik Robertino Pugliara dan memasukkan M. Taufiq.

Meski begitu, aksi Samsul Arif yang menggantikan Tantan, maupun Zulham Zamrun tetap mampu membuat Ferdiansyah bekerja keras.

Samsul Arif akhirnya menggandakan keunggulan Persiib dengan tembakannya di menit ke-93 memanfaatkan umpan cantik Atep. Pergerakan tanpa bola eks penyerang Arema Cronus yang tak terdeteksi pemain belakang tim tuan rumah membuatnya berdiri bebas untuk melepas bola tanpa dengan mudah. Skor 0-2 jadi milik Persib.

“Saya bersyukur karena kami bisa meraih kemenangan dengan cukup berat yaitu 2-0 dan kami berhasil menghapus statistik kekalahan di kandang Persipura. Kunci dari kemenangan ini adalah disiplin para pemain dari menit awal hingga laga usai,” ucap Djadjang Nurdjaman selepas laga.

Djanur menyebut sebenarnya Persib tidak bermain istimewa untuk bisa mengalahkan Boaz Solossa dkk. “Kemenangan ini bukan pertandingan terbaik. Masih banyak pekerjaan rumah yang perlu dibereskan untuk mengembalikan Persib ke jajaran papan atas,” ungkap Djanur yang comeback menggantikan Dejan Antonic.

Nakhoda Persipura, Jafri Sastra terpukul dengan kekalahan ini. “Ini hasil yang sangat mengecewakan dan tidak kami inginkan. Pinalti yangdidapatkan tim tamu membuat anak-anak kalah mental sehingga hasilnya sudah kita ketahui bersama bahwa kami kalah 0-2. Saya tidak melakukan perubahan strategi, dan salah satu faktor kekalahan adalah kelelahan pemain dan ada beberapa intruksi yang tidak bisa berjalan dengan baik,” kata pria asli Payakumbuh, Sumatra Barat itu.

Persib Bandung layak bersuka cita dengan pencapaian ini. Mereka mencetak sejarah kemenangan paling telak di kandang Persipura dalam rentang sembilan tahun terakhir.

Klub-Klub Yang Merepotkan Persipura

Menurut catatan statistik yang didapat Bola.com, sejak era Indonesia Super League bergulir pada 2008-2009 silam, Persipura Jayapura tidak selalu meraih kemenangan. Ada sejumlah klub yang sukses menyandung langkah Persipura di hadapan pendukungnya. Total 17 pertandingan Tim Mutiara Hitam gagal mendulang poin absolut. Berikut perinciannya:

TSC 2016

Persipura vs Persija 1-1

Persipura vs Bali United 0-0

Persipura vs Persib 0-2

ISL 2014

Persipura vs Persepam Madura United 2-2

Persipura vs PSM Makassar 1-1

Persipura vs Mitra Kukar 1-1

ISL 2013

Persipura vs Arema Cronus 1-1

Persipura vs Pelita Bandung Raya 1-1

ISL 2011-2012

Persipura vs Persija 0-1

Persipura vs Persiwa 1-1

ISL 2010-2011

Persipura vs Semen Padang 1-1

ISL 2009-2010

Persipura vs Persiwa 1-1

Persipura vs Persisam Samarinda 2-2

Persipura vs Persitara Jakarta Utara 2-2

Persipura vs Persija 0-0

Persipura vs Persiba 1-1

ISL 2008-2009

Persipura vs Persijap 1-1.(bic)