Menyambut Harkitnas Warga Kendeng Lakukan Long March 20 Kilometer

kabarin.co, Pati – Menyambut Harkitnas ratusan warga Pegunungan Kendeng yang tergabung dalam Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) melakukan aksi long march sejauh 20 Kilometer, Kamis malam kemarin (19/5).

Aksi tersebut merupakan bentuk penolakan mereka terhadap pendirian pabrik semen PT Sahabat Mulia Sakti, anak perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, di Kecamatan Kayen dan Tambakromo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.

Aksi jalan kaki yang mereka sebut Ngrungkebi Bumi Mina Tani itu dimulai pukul 21.00 WIB. Masyarakat Kendeng tersebut berjalan kaki sambil membawa obor dari petilasan Nyai Ageng Ngerang di Tambakromo hingga berhenti di Alun-Alun Pati.

JMPPK menyebut aksi jalan kaki itu muncul sebagai panggilan moral untuk mencegah perusakan lingkungan yang bakal muncul seiring operasional pabrik semen di desa mereka.

Gunretno, aktivis JMPPK, mengatakan long march itu juga merupakan upaya untuk mempertahankan slogan Kabupaten Pati sebagai Bumi Mina Tani.

Menurut Gunretno, slogan itu seharusnya membuat pemerintah Kabupaten Pati berpihak pada para kaum tani, dan bukan kepada industri pertambangan yang disebutnya berpotensi merusak sumber irigasi petani.

“Kami sehari-hari hidup di lokasi rencana pabrik semen yakin, dari sudut pandang manapun, pabrik semen tidak layak dibangun di Tambakromo dan Kayen,” ucapnya.

Gunretno menuturkan, November 2015 lalu masyarakat Kendeng sebenarnya sudah memenangkan gugatan tata usaha negara atas izin pendirian pabrik dan pertambangan PT Sahabat Mulia Sakti.

Namun, kata dia, proses peradilan atas gugatan itu berlanjut setelah Pemkab Pati dan PT Sahabat Mulia Sakti mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Surabaya.

“Penolakan kami jelas, pertambangan semen ini akan merusak lingkungan dan ekosistem alam. Kami ingin menyelamatkan kelestarian Pegunungan Kendeng dari ancaman bencana sosial, ekonomi dan ekologis,” kata Gunretno.

PT Sahabat Mulia Sakti disebut sempat memberikan tawaran kesejahteraan kepada warga. Gunretno berkata, tawaran itu belum tentu terwujud.

Sebaliknya, kata dia, hasil pertanian sudah cukup mensejahterakan masyarakat Kendeng. Bahkan menurut Gunretno, terjaganya ekosistem alam dapat menjamin kesejahteraan itu bagi anak dan cucu mereka pada masa depan.

12 April lalu, sembilan perempuan Kendeng berunjuk rasa di depan Istana Negara, Jakarta. Mereka mengajukan protes serupa dengan merendam kaki mereka ke bak semen.

kartini kendeng
Aksi protes yang dilakukan sembilan wanita Kendeng, kab Rembang, Jawa Tengah, dengan mengecor kaki mereka dengan semen (12/4).

Aksi tersebut berjalan sehari hingga Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno menjanjikan dialog kepada mereka.

Warga Tuding Ganjar Bohong Jadi ‘Wasit’ Konflik Pabrik Semen
Selain PT Sahabat Mulia Sakti, PT Semen Indonesia (Persero) juga sedang mengembangkan pertambangan semen di Rembang.

Direktur Utama Semen Indonesia Rizkan Chandra mengatakan, perusahaannya akan segera menyelesaikan pembangunan pabrik semen terintegrasi berkapasitas 3 juta ton per tahun di kabupaten tersebut.

“Per 30 April 2016, perkembangan Proyek Pabrik Semen Rembang telah mencapai 90,64 persen,” ujar Rizkan.

Sepekan sebelumnya, warga Kendeng mendatangi PTUN Semarang untuk mengajukan peninjauan kembali atas izin pendirian pabrik semen PT. Semen Indonesia di Pegunungan Kendeng. (cnn)