AKSI KONTRIBUSI MENGUBAH PRESPEKTIF DUNIA LITERASI DI BUMI PERTIWI

Opini37 Views

Aksi Kontribusi Mengubah Perspektif Dunia Literasi di Bumi Pertiwi 

Oleh : Haqqiya Hurulayni Aliyyatuladni 

 

Setiap orang memiliki jalannya masing-masing dalam berkontribusi untuk  membangun Indonesia menjadi bangsa yang lebih baik. Semua berawal dari mimpi, ide,  gagasan, juga panggilan jiwa hingga melahirkan gerakan-gerakan baru untuk melakukan inovasi dalam rangka berkontribusi pada Indonesia. Tapi, hal-hal di atas tidak akan  menjadi kontribusi nyata jika tidak difasilitasi dan ditindaklanjuti dengan tepat. Dalam  hal ini, jurusan Ilmu Perpustakaan menjadi salah satu dari sekian banyak jurusan yang  menawarkan ilmu yang dibutuhkan untuk menindaklanjuti mimpi dan ide-ide saya.  

Pada awalnya semua karena rasa cinta saya pada buku. Rasa cinta ini tumbuh  sejak kecil dan seiring waktu menjadi sadar betapa peran buku sangat besar dalam  membangun karakter, juga mengubah pandangan hidup. Buku ibaratkan time machine  (mesin waktu) yang membawa saya mengunjungi berbagai tempat, dan zaman yang  berbeda, serta memberi tahu sesuatu yang sebelumnya belum pernah saya ketahui. Rasa  cinta dan sadar itulah yang akhirnya melahirkan keinginan agar orang-orang di luar sana  dapat merasakan hal yang sama seperti saya. Saya ingin ikut serta dalam memudahkan  akses masyarakat terhadap buku dan melakukan kontribusi untuk menaikkan angka  literasi di Indonesia. 

Dilihat dari data yang diunggah oleh situs website perpustakan nasional,  Indonesia berhasil menjadi negara ke-2 dengan jumlah perpustakan terbanyak di dunia,  yaitu 164.610 perpustakan yang tersebar di seluruh pulau Indonesia. Namun itu semua  tidak sebanding dengan tingkat literasinya. Peringkat literasi internasional berdasarkan  data dari Central Connecticut State University (CSSU) tahun 2016, dalam kemampuan  membaca dan menulis, masyarakat Indonesia berada di urutan ke-60 dari 61 negara  

Ilmu perpustakaan yang kerap kali dipandang sebelah mata oleh sebagian orang,  terutama anak-anak muda menjadi satu hal yang membuat saya sadar bahwa image perpustakaan di mata mereka tidak begitu baik, terlebih dengan pustakawan yang  berperan sebagai kekuatan sumber daya manusia di perpustakaan itu sendiri. Mereka  menganggap hal-hal yang berkaitan dengan buku, perpustakaan, dan pustakawan  merupakan hal kuno yang cenderung membosankan. 

Dalam menyikapi hal ini, kontribusi yang ingin saya berikan pada Indonesia,  jika saya menjadi lulusan ilmu perpustakaan adalah saya ingin menjadikan  perpustakaan-perpustakaan di Indonesia menjadi perpustakaan yang hidup, bukan hanya  ruangan mati yang diisi koleksi. Saya ingin perpustakaan menjadi hype anak-anak  muda, ikon wisata yang dipromosikan dengan gencar, atau pembuatan film yang dilatar  belakangi perpustakaan agar terbangun image bahwa generasi yang keren adalah  generasi yang dekat dengan buku, perpustakaan, dan literasi.  

Selain itu, ilmu pengelolaan perpustakaan yang saya dapatkan dari jurusan ini juga akan membantu saya untuk memahami dan menganalisis permasalahan  pengelolaan perpustakaan di Indonesia sekaligus menjadi dasar untuk melakukan  inovasi, baik dari segi sistem, desain, atau fasilitas. Saya pribadi berkeinginan agar perpustakaan bukan hanya diisi koleksi buku saja, tetapi di dalamnya diisi dengan  berbagai macam kegiatan yang membangkitkan kreativitas dengan membentuk  komunitas yang mewadahi aspirasi masyarakat. Tidak hanya itu, saya juga memiliki  keinginan untuk melakukan kegiatan yang ditujukan untuk masyarakat banyak. Saya  ingin memberi kemudahan untuk mereka yang tidak terjangkau akses ke perpustakaan,  seperti masyarakat yang jauh dari kota dan anak-anak jalanan agar dapat berpartisipasi  dalam meningkatkan angka literasi, juga mengikuti pembelajaran yang akan saya  adakan dengan mendatangkan relawan pengajar melalui taman baca atau perpustakaan  yang saya buat nanti.  

Dalam mewujudkan mimpi itu, sangat mustahil jika dilakukan sendiri. Melalui  jurusan ilmu perpustakaan, saya akan bertemu dengan orang-orang yang memiliki  gagasan dan ketertarikan yang sama sehingga bisa saling membangun untuk  berkontribusi pada Indonesia dengan melakukan inovasi terhadap perpustakaan yang  sudah ada, sekaligus membuat perpustakaan atau taman baca di daerah terpencil, dan  menjadikannya sebagai tempat belajar untuk mereka yang tidak bisa mengenyam  pendidikan. Bagi saya, hal ini bukan hanya sekedar kontribusi melainkan juga sebagai  bentuk investasi untuk masa depan generasi bumi pertiwi. Jika buku adalah jendela  dunia, maka saya akan menjadi tangga untuk mereka yang mau melihatnya. 

“Perpustakaan yang buruk adalah membuat koleksi, perpustakaan yang  bagus adalah membangun layanan, perpustakaan yang hebat adalah membangun  komunitas.” – R. David Lankes

(ed/L)

 

 

Daftar Pustaka  

Indonesia Meraih Peringkat ke-2 Negara dengan Jumlah Perpustakaan Terbanyak di  Dunia. Dikutip dari www.covesia.com 

Minat baca Indonesia Ada di Urutan ke-60 Dunia. Dikutip dari edukasi.kompas.com Benarkan Minat Baca Orang Indonesia Serendah ini. Dikutip dari news.detik.com