Aliansi Anti Perang Menolak Kunjungan Raja Salman ke Indonesia

kabarin.co – Gerakan sipil dan kemanusiaan Aliansi Anti Perang, menolak kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz ke Indonesia. Mereka menuduh penguasa Kabah sebagai penjahat perang dan kemanusiaan.

Massa tersebut akan berdemo di Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta. Mereka akan membuat nota pernyataan penolakan kunjungan Raja Salman di atas kain putih raksasa.

Penandatanganan anti-Salman diusung oleh Saban Ahad, mereka akan dibawa ke Presiden Jokowi seminggu sebelum raja Saudi.

Pengumpulan penandatanganan anti-Salman ini direncanakan saban Ahad. Nantinya akan diserahkan kepada Presiden Joko Widodo sepekan sebelum kedatangan raja ketujuh Saudi itu.

Raja Salman akan datang ke Indonesia awal Maret. Dia akan ada di Indonesia 1-9 Maret.

Aliansi Perang tegaskan Raja bertanggung jawab atas perang di Yaman dan Suriah, Aliansi mengatakan bahwa Raja Salman lanjutkan pendahulunya pecah belah umat Islam atas berbedanya agama dan mazhab.

“Serangan mesin perang Saudi membunuhi warga sipil, terutama anak-anak, perempuan, dan orang tua,” kata Aliansi Anti Perang dalam siaran pers diterima. Kejahatan Saudi lainnya adalah menyokong para pemberontak menyerang Irak dan Suriah.”

Perang yang terjadi dari Maret 2011. Tewaskan setengah juta orang dan paksa sebelas juta warga harus dievakuasi. Perang Yaman dari Maret 2015 sudah membunuh belasan ribu warga.

Pihak menganggap kedua perang tersebut adalah wujud dari Saudi dan Iran untuk perebutkan pengaruh di Timur Tengah. (nap/al)

Baca Juga:

Raja Saudi Bersumpah Akan Menyerang Teroris dengan Tangan Besi

Persiapan Perayaan Maulid Nabi Muhammad 2016 Di Gunung Uhud Madinah Arab Saudi

Renungan Indonesia 2017 : Indonesia Bukan Pusat Terorisme

Kesaksian Wartawan Independen: Suriah, Negeri Impian Kaum Kiri Sosialis