Ambil Pelajaran Dari Tabrakan Truk vs Ambulans Adu Banteng Hingga Tewaskan Sopir

Berita9 Views

Kabarin.co – Insiden maut ambulans vs truk terjadi di Jalan Raya Pangandaran, Blok Dusun Cihideung, Desa Ciganjeng, Pangandaran, Senin (13/3) lalu. Adu banteng antara truk dengan ambulans di Pangandaran itu menyebabkan satu orang tewas. Peristiwa ini terjadi bermula karena menyalip kendaraan lain.

Dalam insiden ini, satu orang meninggal dunia. Korban merupakan sopir ambulans bernama Laurensius Suntoro (59). Dia meninggal dunia akibat luka di kepala. Ia merupakan pemilik klinik dan anggota IDI Kabupaten Ciamis.

“Iya memang dia pemilik ambulans yang dikendarainya sendiri. Kecelakaan melibatkan truk pengangkut sepeda motor bernopol D 9276 AE dengan mobil ambulans milik klinik Berkah Medika bernopol Z 9905 TA,” ucap Kanit Lantas Polsek Kalipucang Aipda Agus Diksi.

Diberitakan sebelumnya, tabrakan berawal dari ambulans yang melaju dari arah Pangandaran menuju Banjar menyalip motor. Dari arah berlawanan, truk juga melakukan hal sama. Kedua kendaraan pun tak terhindarkan dari tabrakan. Sang sopir ambulans tewas dalam insiden itu.

Berkaca dari peristiwa tersebut, menyalip kendaraan lain punya beberapa langkah supaya tidak membahayakan diri sendiri dan pengguna jalan lain. Praktisi keselamatan berkendara, Founder dan Instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu menjelaskan menyalip kendaraan dengan aman harus berbasis dari tiga teknik pola pikir.

“Saya menyarankan ada tiga teknik menyalip berbasis pola pokir. Pertama, selalu bertanya penting nggak kita menyalip. Kalau tidak perlu jangan menyalip,” ujar Jusri.

Langkah kedua, berkaitan dengan legalitas di jalan. Misalnya dilarang menyalip marka jalan di tikungan yang bentuknya tidak putus. Ini merupakan tanda tidak diizinkan untuk menyalip kendaraan lain.

“Kalau perlu (menyalip), maka lakukan step kedua yaitu dibenarkan atau tidak, menyangkut legalitas seperti nggak boleh menyalip di solid line, di tikungan, tanjakan, turunan, bahu jalan dan sebagainya,” jelas Jusri.

Tahapan ketiga ialah memastikan kondisi di sekitar aman. Sudut pandang dan ruang menjadi faktor yang tak bisa disepelekan, saat pandangan terhalang lebih baik urungkan untuk menyalip kendaraan lain seperti terhalang karena tikungan, kendaraan besar, bangunan, pohon, dan lain-lain.

Selain itu, perlu digarisbawahi bahwa untuk menyalip kendaraan harus melewati pertimbangan matang, dengan mengamati area sekitar, khususnya dari arah berlawanan.

“Kalau step kedua sudah dijawab ya, maka masuk step ketiga, yaitu aman atau tidak. Kalau aman ini basisnya di otak kita, kita harus paham. Kalau semua pertanyaan-pertanyaan tadi terjawab ya, baru kita overtake (menyalip),” saran Jusri.

Walau situasi dan kondisi sudah memungkinkan, bukan berarti boleh mendahului seenaknya. Jika kosong dan aman, silakan lewati kendaraan di depan. Jangan lupa nyalakan lampu sein sebagai informasi kepada pengendara lain dan turunkan posisi gigi mobil supaya mendapatkan tenaga yang memadai.

Yang perlu dilakukan saat menyalip adalah tetap menjaga jarak. Langkah-langkah yang harus dilakukan pengemudi, pertama cek spion apakah ada bahaya di kiri, kanan, belakang. Lalu nyalakan lampu sein. Setelah itu, cek spion kembali sambil melakukan shoulder check atau menoleh ke kanan untuk memastikan area blind spot termonitor.

“Kalau aman baru eksekusi. Tambahkan kecepatan dan pastikan kecepatan kita jangan sama. Tambah 15-20 km/jam. Karena pada saat kita overtaking tadi, itu adalah situasi yang rentan dengan kecelakaan. Jadi jangan lama-lama di area itu, itu bukan comfort zone,” sebutnya.

Saat kembali ke lajur, pastikan ada ruang yang cukup dan jangan terlalu dekat mobil yang disalip karena bisa mengganggu konsentrasi dan menyebabkan kecelakaan kalau ada kondisi darurat.

“Kalau sudah terlihat roda depan kendaraan yang kita salip, baru kasih sein kiri untuk segera pindah lajur. Jangan begitu nyalip kita langsung pindah, atau main motong, itu yang bahaya. Kalau roda depan sebelah kanan kendaraan yang kita salip udah terlihat dari kaca spion tengah, berarti jarak kita udah cukup aman,” jelas Jusri.

Terakhir performa mobil juga menentukan keaandalannya saat dipakai menyalip kendaraan lain. Jika mobil kamu bermuatan penuh pasti lebih sulit waktu mendahului. Dari faktor eksternal, kondisi lingkungan juga mempengaruhi, seperti saat hujan maka kinerja kendaraan tidak dapat dimaksimalkan karena berisiko celaka. Atau di malam hari yang membutuhkan kewaspadaan lebih tinggi dalam mengemudi.(pp)