ATR 72-600, Pesawat Komuter yang Spesial

kabarin.co – Dua maskapai Indonesia, Wings Air dan Garuda Indonesia saat ini mengoperasikan pesawat buatan perusahaan joint venture antara Alenia Aeronoutica dengan  EADS, yaitu pesawat Aerei da Trasporto Regionale atau Avions de Transport Régional (ATR) 72-600 untuk beroperasi di bandara-bandara kecil. Pesawat ini digunakan untuk melayani rute komuter dan menjadi pengumpan bagi pesawat yang lebih besar dengan pola hub and spoke.

Wings Air memilih ATR 72-600 sebagai kelanjutan dan opsi dari pembelian ATR 72-500 yang telah dibelinya sejak 2009 dan mengoperasikan pesawat pertamanya pada 22 Desember 2012 lalu. Sedangkan Garuda Indonesia memilih karena terpesona dengan performa pesawat anyar tersebut. Unit pertamanya diterima Oktober 2013 lalu.

ATR 72-600 sesungguhnya adalah pengembangan dari ATR 72-500. Jika dilihat sepintas, tidak ada perbedaan berarti dari seri 500 dengan 600. Jumlah tempat duduk tetap di angka 70-an. Pintu untuk penumpang hanya satu yang diletakkan di belakang pesawat sebelah kiri. Pintu kargo terletak di depan sebelah kiri. Bilah baling-baling yang dipakai masing-masing juga sama berjumlah 6 bilah.

 

Perbedaan yang mencolok ada di sisi mesin. Jika ATR 72-500 menggunakan mesin Pratt and Whitney (PW) 127F, di seri 600, ATR menggunakan PW127M. Dengan PW127M, pesawat mampu meningkatkan daya termodinamika sehingga mampu mengangkat pesawat lebih tinggi sekitar 1.000 kaki dibanding seri 500.

Menurut laman resmi ATR, ada perubahan yang cukup signifikan di anatara kedua seri itu, misalnya soal kemampuan untuk tinggal landas dari runway yang lebih pendek di ATR 72-600. Daya angkut juga menjadi lebih besar, biaya pemeliharaan yang lebih kecil, kabin yang lebih modern dan memakai teknologi avionik terbaru.

interior atr 72 - 600

Saat Angkasa mendapat kesempatan melihat lebih dekat ATR 72-600 milik Wings Air, dalam keadaan kosong terasa beberapa perbedaan jika dibandingkan seri 500.
Satu hal yang membuat kabin terlihat lebih modern adalah tempat penyimpanan buku, majalah, kartu petunjuk keselamatan yang ada di sandaran kursi. Tempat ini dibuat permanen dengan bentuk yang manis, selaras dengan kursi. Dengan bentuk kursi yang ramping tersebut, pesawat bisa menghemat berat sekitar 200 kg. Penghematan ini nantinya dikonversikan untuk menambah volume kargo/ bagasi.Dari pintu masuk yang berada di bagian belakang pesawat, kabin terlihat lebih lapang. Ternyata, bentuk kursi dibuat lebih langsing, lebih ergonomis bahasa kerennya. Tempat penyimpanan bagasi di atas tempat duduk dibuat miring seperti di pesawat Airbus A320. Hanya perbedaannya, pintu tidak membuka lepas ke samping, tapi menggeser masuk ke bagian atas. Dengan demikian jika tempat penyimpanan tersebut dibuka, daun pintunya tidak menghalangi orang yang lalu lalang.

interior atr 72 - 6003

Di bagian belakang kabin, untuk memudahkan pramugari bekerja, juga telah terpampang panel layar sentuh. Panel ini memudahkan pramugari untuk mengontrol kabin pesawat. Termasuk misalnya mengubah tampilan lampu dari warna putih menjadi biru.

interior atr 72 - 6002

Boleh dikata, kabin ATR 72-600 lebih memanjakan penumpang dan pramugari. Kabin ini diberi nama kabin Elegance, menggantikan kabin seri 500 yang diberi nama kabin Classic.

Masuk ke kokpit, juga terlihat pemandangan yang baru. Di ATR 72-600 ini, kokpit sudah dilengkapi dengan perangkat digital. Ada lima layar yang full advice menggantikan dua layar semi advice dan panel analog yang masih ada di seri 500. Lima layar berukuran 6 x 8 inci itu terdiri dari dua layar Primary Flight Displays (PFD), dua Multy Function Displays (MFD) dan satu Engine and Warning Displays (EWD).

kokpit atr 72 - 600

Kokpit seri 600 ini mengingatkan pada kokpit pesawat superjumbo Airbus A380.

Teknologi seri 600 ini juga sudah mampu menggunakan navigasi berbasis satelit  required navigation performance (RNP) hingga 0.3 NM dan comply dengan automatic dependence surveillance-broadcast (ADSB) serta memiliki EGPWS dan APU (Auxiliary Power Unit). APU-nya berupa propeller brake yang mampu menghentikan baling-baling di mesin kanan namun tetap memungkinkan turbin bekerja untuk memasok udara dan tenaga bagi pesawat.

Peralatan standar yang merupakan mandatory ICAO seperti TCAS (Traffic Collision Avoidance System) yang lebih tinggi 2 step dari teknologi sebelumnya juga sudah tersedia.

Dengan semua teknologi tersebut, seri-600 ini hemat bahan bakar. Dengan menggunakan RNP yang lebih sempit itu, setiap kali approach bisa dihemat bahan bakar 35 kg. Jika satu jam penerbangan pesawat sejenis ini menggunakan 600 kg bahan bakar, berarti tiap jam bisa dihemat 6-7 % bahan bakar.

Dengan semua peralatan baru tersebut bisa dikatakan mempermudah kerja pilot. Pihak pabrik bahkan menyatakan pesawat ini paperless bagi pilot.

berikut spesifikasi teknis dari pesawat ini:

Panjang: 27,166 m
Tinggi: 7,65 m
Wingspan: 27,050 m
Berat maksimum saat lepas landas: 22.800 kg
Berat maksimum saat mendarat  : 22.350 kg
Berat maksimal muatan: 7.500 kg
Volume bahan bakar: 5.000 kg
Mesin: Pratt and Whitney PW127M
Baling-baling: Hamilton Standard 568F Blades,
Diameter: 3,93 m
Max Range: 1.528 km (825 NM)
Ketinggian jelajah maksimal: 21.000 feet (6,4 km)
Cruise Speed (Maximum): 275 knots
Jarak lepas landas: 4.373 feet (1.332 m)
Jarak mendarat: 2.299 feet (700 m)

(ang)