Ayah di Depok Masih Ingin Bunuh Adik Kandung Usai Membantai Anak dan Isteri

Berita24 Views

Kabarin.co – Pria berinisial K masih mengincar adik kandungnya usai membantai anak perempuan dan istrinya di Perumahan Klaster Pondok Jatijajar, Depok, Selasa (1/11/2022).

Beruntung, adik pelaku berinsial A langsung dievakuasi oleh pamannya bernama Heru.

“Dia (pelaku) masih mau ngincer adiknya tapi adiknya sudah kami evakuasi sama pak Heru dibawa kabur, jadi Alhamdulillah aman,” kata warga setempat bernama Eka, saat ditemui di lokasi, Selasa.

Eka mengatakan, warga sampai berupaya menenangkan pelaku agar ia tak lagi mengejar adik kandungnya.

“Pelaku memang sempat kami ajak ngopi karena biar tenang, bukan gimana. Karena kan masih ada yang diincer satu lagi katanya, dia bilang ‘gua udah puas nih bunuh dua setan, tinggal setan satu lagi,” kata Eka.

Disisi lain, Eka mengungkapkan, pelaku juga menyempatkan diri untuk menyampaikan permintaan maaf kepada paman dan tetangganya.

“Dan dia pelaku disini meluk uwanya disini minta maaf, terus ke semua tetangga minta maaf, enggak lama dia duduk dan nangis-nangis di sini,” imbuh dia.

Adapun pelaku pembantaian anggota keluarganya itu telah diamankan Kepolisian Sektor (Polsek) Cimanggis.

“Diduga pelaku adalah ayah atau suami korban sudah diamankan di Polsek Cimanggis, kemudian kami bawa ke Polres Metro Depok,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Depok, AKBP Yogen Heroes Baruno.

Setelah pelaku dibawa ke Polres Depok, polisi akan menggali informasi terkait motif pembunuhan sadis tersebut.

“Kami gali lebih lanjut, karena sampai saat ini pelaku belum memberikan keterangan terkait motif apa terjadinya pembunuhan sadis ini,” ujar dia.

Yogen menjelaskan kronologi kejadian bermula ketika salah satu anggota keluarga pelaku mendengar pertikaian dari lantai dua rumah tersebut.

Saat saksi menelusuri sumber suara tersebut, pelaku telah membantai anak dan istrinya di ruang tamu yang membuat saksi tak berani menolong korban.

“Awalnya saksi yang ada di lantai dua rumah ini mendengar suara teriakan dari korban, kemudian saksi turun ke bawah menolong korban. Namun, karena pelaku saat itu sedang membabi buta, jadi saksi tidak berani turun,” ujar Yogen.

Saksi baru menolong korban usai pelaku sudah tak berada di dalam rumah.

“Saat pelaku sudah keluar (rumah) baru saksi turun membantu korban ke rumah sakit,” ujar dia.

Akibat pembantaian ini, anak perempuan K meninggal secara mengenaskan. Sementara istrinya mengalami luka-luka yang cukup serius.(pp)