Berjihad di Jalan Allah, dan Janji Allah di Surat Al – Maidah : 51

kabarin.co – Jika di antara kita tidak ada sama sekali yang “berjihad” yang kita mamu, maka nanti janganlah kita menyesal ketika di negeri ini adzan, jilbab, dakwah, puasa (serta syi’ar, simbol dan amalan Islam) lainnya dilarang

Allah Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang Mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Maaidah: 54)

Ibnu Katsir mengatakan, “man yartadda minkum ‘an diinihi” adalah mereka adalah orang yang berpaling dari menolong agama-Nya dan menegakkan syariah-Nya. Diterangkan pula oleh beliau, orang tersebut kembali dari kebenaran kepada kebatilan.

Janji Allah

Apa yang disampaikan Allah Subhanahu Wata’ala Surat dalam Surat Al Maidah:51 sampai 55, rupanya sama persis dan nyata dengan kondisi di wilayah kita saat ini.

Setelah ayat ini begitu popular, maka, muncullah para kaum pembela pemimpin kafir yang justru datang dari orang Muslim sendiri. Mereka adalah kelompok-kelompok yang tidak terima dengan ayat Allah ini. Mereka bahkan mengklaim dirinya beriman –sebagian bahkan—dikenal tokoh Islam.

Allah bahkan sangat tegas, andai mereka itu murtad (keluar dari Islam sekalipun), Allah berjanji akan mengganti kaum yang murtad – atau yang berpaling tidak mau menolong agama Allah dan menegakkan syariat-Nya – dengan kaum yang lebih baik yang benar-benar beriman kepada Allah, dicintai Allah, mencintai Allah, lemah lembut sesama mukmin, bersikap keras kepada orang-orang kafir, selalu siap berjihad di jalan Allah. Mereka dalam memperjuangkan Al-Haq, dan memerangi kebatilan dikarenakan takut kepada Allah dan mengharap ridha Allah. Mereka tidak takut kepada manusia dan celaan manusia.

Aksi 212 dan 5 Fenomena Lahirnya Generasi Baru Islam Indonesia

Salah satu sifat generasi baru: siap menolong agama Allah

Firman Allah Swt.:

{يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لائِمٍ}

“yang berjihad di jalan Allah, dan tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela.”

Ibnu Katsir menjelaskan, yakni mereka tidak pernah mundur setapak pun dari prinsipnya, yaitu taat kepada Allah, menegakkan batasan-batasan-Nya, memerangi musuh-musuh-Nya, dan melakukan amar ma’ruf serta nahi munkar. Mereka sama sekali tidak pernah surut dari hal tersebut tiada seorangpun yang dapat menghalang-halangi mereka, dan tidak pernah takut terhadap celaan orang-orang yang mencela dan mengkritiknya.

Berikut ini hadits-hadits yang menafsirkan penggalan ayat di atas.

lقَالَ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنْ زُبَيْد عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّة، عَنْ أَبِي الْبَخْتَرِيِّ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “لَا يَحْقِرَنَّ أَحَدُكُمْ نَفْسَهُ أَنْ يَرَى أَمْرًا لِلَّهِ فِيهِ مَقَال، فَلَا يَقُولُ فِيهِ، فَيُقَالُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ: مَا مَنَعَكَ أَنْ تَكُونَ قُلْتَ فِيَّ كَذَا وَكَذَا؟ فَيَقُولُ: مَخَافَةَ النَّاسِ. فَيَقُولُ: إِيَّايَ أَحَقُّ أَنْ تَخَافَ”.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Zubaid, dari Amr ibnu Murrah, dari Abul Buhturi, dari Abu Sa’id Al-Khudri yang mengatakan bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam pernah bersabda: Jangan sekali-kali seseorang di antara kalian merendahkan dirinya bila ia melihat suatu perkara menyangkut (agama) Allah yang harus ia utarakan, lalu ia tidak mau mengatakannya. Maka akan dikata­kan kepadanya pada hari kiamat, “Apakah yang mencegah dirimu untuk mengatakan anu dan anu?” Lalu ia menjawab, “Karena takut kepada manusia” Maka  Allah berfirman, “Sebenarnya yang harus kamu takuti hanyalah Aku.”

وَرَوَى أَحْمَدُ وَابْنُ مَاجَهْ، مِنْ حَدِيثِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي طُوَالة عَنْ نَهَارِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْعَبْدِيِّ الْمَدَنِيِّ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى الله عليه وسلم قال: “إن اللَّهَ لَيَسْأَلُ الْعَبْدَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، حَتَّى إِنَّهُ لَيَسْأَلُهُ يَقُولُ لَهُ: أيْ عَبْدِي، رَأَيْتَ مُنْكَرًا فَلَمْ تُنْكِرْهُ؟ فَإِذَا لَقَّن اللَّهُ عَبْدًا حُجَّتَهُ، قَالَ: أيْ رَبِّ، وَثِقْتُ بِكَ وَخِفْتُ النَّاسَ”.

Imam Ahmad dan Imam Ibnu Majah meriwayatkan melalui hadis Abdullah ibnu Abdur Rahman Abu Tuwalah, dari Nahar ibnu Abdul lah Al-Abdi Al-Madani, dari Abu Sa’id Al-Khudri. dari Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassallam yang telah bersabda: Sesungguhnya Allah benar-benar akan menanyai hamba-Nya di hari kiamat, hingga Dia benar-benar menanyainya, dengan pertanyaan, “Hai hamba-Ku, bukankah engkau pernah melihat perkara yang mungkar, lalu mengapa engkau tidak mencegahnya?” Maka apabila Allah telah mengajarkan kepada seseorang hamba hujah (alasan) yang dikatakannya, maka si hamba berkata, “Ya Tuhanku, saya percaya kepada-Mu, tetapi saya takut kepada manusia.”

Konteks terkini di Indonesia dan sikap kita

Telah nyata perbuatan si kafir: menghina Al-Qur’an dan ulama, memadamkan cahaya Allah, merobohkan masjid, mendukung maksiat dan menghalangi tegaknya syari’at, mendzolimi umat Islam Jakarta dan masyarakat Jakarta pada umumnya, merusak lingkungan, merugikan negara, kotor kata-katanya, dan buruk lisannya.

Aksi 212 Harus Dirawat agar Jadi Modal Kebangkitan dan Terbangunnya ‘Ummatan Wahidah’

Telah nyata dia didukung dengan dana yang besar dan lain sebagainya oleh para ‘dajjal ekonomi’ yang ingin sepenuhnya menguasai Indonesia.

Jikalau si kafir itu nantinya berhasil memimpin negeri ini tentu para dajjal raksasa itu semakin berkuasa dan leluasa dalam menguasai wilayah, Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam di negara kita. Tentu ia juga akan semakin leluasa memadamkan cahaya Allah, mendzolimi umat Islam, serta mendukung maksiat dan menghalangi tegaknya syari’at di negeri kita ini yang merupakan warisan para ulama.

Allah Ta’ala telah menyingkap makar si dajjal kecil dan para dajjal besar. Allah Ta’ala telah memelesetkan mulut si dajjal kecil.  Allah Ta’ala telah berkehendak mewujudkan dan menunjukkan energi Al-Maaidah. Berkat Al-Maaidah telah banyak terjadi keajaiban di Tanah Air.

Sekarang adalah starting point serta moment tepat dan bagus untuk mencegah si dajjal kecil dan para dajjal raksasa melakukan semua hal tersebut di atas. Maka manfaatkan kesempatan yang telah Allah Ta’ala  berikan kepada kita.

Jadilah generasi baru yang siap berjihad! Berjihadlah dengan harta,  jiwa, tenaga, waktu, ilmu dan lain sebagainya untuk menolong agama Allah, menegakkan syari’at, memerangi kemaksiatan,  serta menyelamatkan negeri dan umat Islam negeri ini dari cengkraman dajjal-dajjal la’natullah itu!

Jika di antara kita tidak bisa terlibat dalam gerakan ini maka alangkah baiknya jika mendoakan para mujahid semoga mereka tabah dan mendapatkan kemenangan, serta berterimakasih kepada para mujahid yang telah berusaha sekuat tenaga menyelamatkan negeri dan bangsa ini dari terkaman para dajjal itu.

Jika di antara kita tidak sependapat dengan gerakan ini maka alangkah baiknya tidak membenci, antipati, menghalangi, menggembosi dan sikap negatif lainnya.

Jika di antara kita tidak ada sama sekali yang berjihad melawan para dajjal itu maka nanti janganlah kita menyesal ketika di negeri ini adzan, jilbab, dakwah, puasa (serta syi’ar, simbol dan amalan Islam) lainnya dilarang, tapi sebaliknya zina, miras, prostitusi, perkawinan sesama jenis kelamin,  dan kemaksiatan lainnya dilegalkan dan menyebarluas.

Jika kita tidak melakukan apapun, – kecuali ada alasan syar’i – maka  janganlah kita di akhirat kelak menyesal karena enggan memanfaatkan momen ini. Wallahu a’lam.* (hid)

 

Baca Juga:

Simpatisan GNPF MUI dan Ormas Islam Kawal Jalannya Sidang Ahok

Menulis Tentang KH. Sholeh Iskandar Adalah Tentang Ulama Patriot Terhadap Islam

Umat Islam Melawan Propaganda Makar Rezim Otoriter