Curhat Pilu Penghuni Rusun Marunda yang Krisis Air Bersih Sampai Nahan BAB

KabarinAja17 Views

 Kabarin.co – Sudah lebih dari satu pekan penghuni Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, mengalami krisis air bersih. Kesulitan mendapatkan air bersih itu dialami para penghuni yang menempati tower 5, 7, 8, 10, dan 11 di Rusun Marunda. Setiap tower terdiri dari lima lantai. Ada 20 unit rumah di setiap lantai.

Terpaksa tahan BAB Penghuni Rusun Marunda, Herymias Pancar (39), mengatakan, krisis air bersih yang dialaminya membuat ia dan keluarga terpaksa menahan buang air besar (BAB). “Kayak saya kenapa saya prihatin, karena saya itu di keluarga ada anak kecil dua orang. Kami tinggal di lantai lima, sangat kesulitan sekali gitu. Apalagi kalau malam-malam pengin BAB itu susah sekali,” ujar Herymias saat dihubungi,Kamis (16/2/2023).

Herymias mengatakan, dampak krisis air bersih juga sangat mengganggu aktivitas bekerja. Ia harus menumpang mandi di tempat kerja. “Paling orang yang berangkat kerja ya mandi di tempat kerja. Kayak saya berangkat kerja, ya saya mandi di tempat kerja,” ucap Herymas. Herymas menambahkan, krisis air bersih bukan hanya dirasakan olehnya yang tinggal di Tower 5, melainkan juga penghuni di tower lain yang menumpang mandi di luar unitnya. “Paling ya numpang (mandi) dengan (penghuni) di blok lain,” kata Herymias.

Berebut air Herymias mengatakan, penguni rusun sebelumnya telah mendapat suplai air bersih dari PAM Jaya melalui 10 unit mobil tangki pada Rabu (15/2/2023).”Penyalurannya dari mobil tangki dimasukkan ke penampungan. Dari penampungan itu baru disalurkan ke unit masing-masing,” ujar Herymias.

Namun, menurut Herymias, penyaluran air bersih itu tak merata kepada semua penghuni yang tinggal di tinggal di Tower 5, 7, 8, 10, dan 11 Rusun Marunda. “Untuk yang lantai lima, saya kebetulan, itu air kecil. Contoh di samping saya mengalir, di saya tidak,” kata Herymias. Menurut Herymias, tetangga yang mendapatkan suplai air hanya diam, sedangkan penghuni yang tidak mendapatkan pasokan terus menjerit.

“Mana ada orang ganti-gantian dalam posisi seperti itu. Mana ada orang mau mengaku kalau lagi buka keran atau nampung air. Yang nampung diam-diam. Yang tidak punya air teriak-teriak,” kata Herymias.
Tangki air bukan solusi Herymias mengatakan, pengiriman 10 unit mobil tangki tidak menyelesaikan masalah sulitnya penghuni mendapatkan air bersih. Pengiriman mobil tangki air bersih oleh PAM Jaya itu tidak cukup untuk menopang aktivitas keseharian para penghuni.

“Bukan (solusi). Itu (pengiriman mobil tangki air bersih) hanya untuk urgen saja biar ada air sedikit buat siram WC. Kalau untuk kebutuhan hari-hari kurang,” ujar Herymias. Herymias menjelaskan, pengiriman mobil tangki dari PAM Jaya itu hanya dilakukan satu kali tepat pada hari Rabu (15/2/2023). Sementara untuk saat ini, PAM Jaya tidak lagi mengirimkan sejumlah mobil tangki air bersih ke Rusun Marunda.

“Itu (pengiriman mobil tangki air bersih) hanya kemarin pagi. Mulai dari (Rabu) sore kemarin sampai sekarang belum ada air. Tidak tahu hari ini ada atau tidak,” kata Herymas. Padahal, kata Herymas, suplai air bersih itu sangat dibutuhkan oleh para penghuni di setiap lantai Rusun Marunda. “Sampai saat ini kami masih sulit air bersih. Karena air itu kan kebutuhan setiap saat. Apalagi tinggal di rusun yang berlantai-lantai,” ucap Herymas.

Sudah 2 tahun Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP) DKI Jakarta menyebutkan, permasalahan air bersih yang sulit didapat penghuni Rusun Marunda, Jakarta Utara, sudah terjadi sudah lama. Kepala Dinas (Kadis) PRKP DKI Jakarta Sarjoko mengatakan, masalah air bersih sudah dikeluhkan oleh para penghuni Rusun Marunda, Jakarta Utara, sejak dua tahun terakhir.

“Setahu saya itu sudah dua tahun terakhir keluhannya (sulit mendapatkan air bersih),” ujar Sarjoko saat dikonfirmasi, Kamis (16/2/2023). Permasalahan itu disebabkan karena suplai air dari PAM Jaya disebut belum maksimal.
Kasus kesulitan air bersih yang dialami oleh penghuni Rusun Marunda itu terus berulang setiap waktu. “Saya kurang tahu persis ya karena itu kan sudah biasa terjadi seperti itu. Jadi bukan hanya kemarin. Memang kendala ini sudah lama,” kata Sarjoko.(pp)