Demi Sepak Bola Lebih Baik PSM Tidak Masalah Stadion di Audit Ulang

Sepakbola14 Views

Kabarin.co – Rencana kolaborasi FIFA dan AFC bersama pemerintah Republik Indonesia untuk meninjau ulang stadion-stadion di Indonesia didukung oleh PSM Makassar. Support ini tidak lepas dari upaya untuk memperbaiki sepak bola Indonesia.

“Jika memang kita harus berubah (dari segi stadion) untuk berbenah, saya rasa bagus-bagus saja. Jadi, di stadion juga ada perbaikan,” ucap pelatih kepala PSM Makassar Bernardo Tavares. Rencana audit stadion di Indonesia dituturkan oleh Presiden Joko Widodo usai Tragedi Stadion Kanjuruhan yang terjadi pada akhir laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya pada pekan ke-11 Liga 1.

Sebanyak 132 korban meninggal dunia dari tragedi tersebut akibat tembakan gas air mata aparat keamanan yang memicu terjadinya stampede (penyerbuan) menuju pintu keluar.

Masalah kelayakan stadion juga dianggap menjadi salah satu faktor banyaknya korban jiwa. Akses jalan keluar-masuk yang sempit dan tertutupnya pintu-pintu keluar membuat banyak penonton terhimpit dan terinjak-injak saat mencoba meninggalkan tribune.

Belum lagi, stadion menampung penonton lebih banyak dari kapasitas. Oleh karena itu, FIFA dan AFC akan melakukan lima kolaborasi dengan pemerintah Republik Indonesia demi mengentaskan masalah tersebut. Salah satu poin kolaborasi adalah soal standar keamanan pertandingan yang mencakup  kelayakan stadion.

Bernardo Tavares menyoroti, perbaikan stadion akan memberi kenyamanan bagi para suporter yang hadir. “Bisa saja di stadion dipasangkan kursi supaya lebih nyaman bagi para suporter,” katanya.

Skema kursi individu ini tidak semuanya diterapkan di stadion kandang partisipan Liga 1. Kalaupun ada, single-seat ini tidak mencakup seluruh tribune. Dengan ekspektasi tertentu, ia menekankan dirinya hanya berbicara sebagai pelatih. Jadi ia tidak ingin banyak berkomentar soal hal tersebut.

“Tapi kan saya pelatih, jadi saya tidak tahu apa saja yang mungkin mereka akan tingkatkan di stadion,” pungkas pelatih asal Portugal. “Saya tentu punya pendapat sendiri, tetapi tidak etis jika saya sebagai pelatih yang harus bicara soal apa yang harus dan yang tidak harus dilakukan.”(pp)