Diduga Minim Sosialisasi, Penjualan Batik Alami Penurunan

Wirausaha30 Views

kabarin.co – Ditengarai minimnya sosialisasi dan kegiatan pameran, industri batik di Sampang menyusut. Penjualan batik di sejumlah galeri mengalami penurunan hingga 25 persen jika dibanding pada 2016.

Pemilik galeri batik di Jalan Syamsul Arifin, Kelurahan Polagan, Kota Sampang, Atik Zaini (45) menuturkan, kesulitan untuk memasarkan produk dan mengembangkan UKM batik miliknya.

Diduga Minim Sosialisasi, Penjualan Batik Alami Penurunan

Hal tersebut berdampak pada omzet penjualan batik semakin menurun. Padahal jelas Atik, pada 2016 pemkab sempat melaksanakan kegiatan sosialisasi kepada UKM batik.

Namun tahun ini belum jelas apakah sosialisasi dilakukan. Dirinya mengaku belum pernah mendapat sosialisasi.

“Saya melihat UKM batik di Sampang belum ada yang bisa maju dan berkembang,” katanya.

Jarang sekali digelar pameran batik. Meskipun ada, hanya segelintir kelompok usaha yang mengikuti pameran. Padahal, pameran merupakan langkah awal untuk memasarkan batik khas daerah.

“Sebebenarnya target kami di pameran. Tapi, peserta yang ikut pameran tidak berubah, tidak bergantian,” ujarnya.

Menurut dia, meningkat atau tidaknya industri batik tidak lepas dari pemasaran.

Namun, kata dia, yang terjadi pemasaran batik mengalami kesulitan. Sebab penjualan berkutat di daerah sendiri. Alhasil, pembeli hanya warga sekitar.

“Sesekali ada pembeli dari luar daerah. Itu pun karena tidak sengaja melihat toko batik saat melintas di Sampang atau mendapat informasi dari seseorang,” ucapnya.

Dia berharap pemerintah mempromosikan dan menyosialisasikan industri batik Sampang. Harapannya, perekonomian di Sampang bisa stabil dan UKM batik bisa maju.

“Perkembangannya lesu karena untuk memasarkan produk keluar daerah sulit,” keluhnya.

Sementara itu, Kabid Perindustrian Disperdagprin Sampang Imam Rizali mengaku, sosialisasi kepada perajin dan pengusaha batik telah dilakukan.

Hanya, kegiatan sosialisasi dan pembinaan dilakukan kepada sebagian perajin. “Kalau dilakukan secara bersamaan, tidak mungkin. Jumlah UKM di Sampang banyak,” terangnya.

Pihaknya mengikutsertakan sejumlah UKM dalam pameran batik. Tapi yang perlu diketahui, UKM itu bersedia dan harus mengajukan proposal dalam kegiatan pameran.

“Kalau tidak mengajukan proposal, tidak bisa ikut dalam pameran,” jelasnya.

Pihaknya kesulitan dalam memasarkan produk batik tulis khas Sampang ke luar daerah. Dia berdalih banyak produksi batik yang lebih berkualitas dibandingkan batik Kota Bahari.

“Secara kualitas, produksi batik kita kalah bersaing. Tapi kami akan terus berupaya bekerja sama dengan pihak lain dalam pemasaran dan mendorong para perajin batik meningkatkan kualitas,” pungkasnya. (wck/ps)

Baca juga:

Refrizal: Mindset Pengusaha yang Benar di Butuhkan Untuk Kemajuan Bangsa

Indonesian Future Investment Conference (IFIC) 2017 Resmi Diselenggarakan di Hall Utama Gedung Smesco Jakarta

Pengabdian Tiada Henti H. Refrizal ; Menciptakan Munculnya Kalangan Wirausaha Baru