Digasak Arema, Kata Syafrianto Rusli Semen Padang Terlambat Panas

kabarin.co – Drama 8 gol tercipta saat Arema FC menjamu Semen Padang di pekan 33 Liga 1, Sabtu (4/11). Singo Edan sukses menang telak 5-3 di Stadion Kanjuruhan, Malang.

Hasil ini disesali oleh pelatih Semen Padang, Syafrianto Rusli. Apalagi, Semen Padang sempat tertinggal 0-5, sebelum bisa memperkecil skor menjadi 3-5 di penghujung pertandingan.

“Gol Arema karena keterlambatan pemain tengah membantu pemain belakang jadi pemain belakang saya 4 orang menghadapi 6 orang pemain Arema. Jadi terlambat transisinya untuk kembali,” kata Syafrianto.

Kekalahan ini membuat Semen Padang harus turun ke zona degradasi. Kabau Sirah menempati posisi 16 dengan 32 poin dari 33 laga, tertinggal dua poin dari Perseru Serui di zona aman. Syafrianto mengakui, jika timnya terlambat panas.

“Hasil ini memang mengecewakan. Pemain Arema terlalu mudah cetak gol itu membuat pemain kami down. Kami perlahan membaik dan alhamdulilah babak kedua bisa kembali ke performanya,” ujar Syafrianto.

Setelah tertinggal 0-5, pemain Semen Padang baru tampil dengan semangat juang tinggi. Terbukti, Semen Padang mampu memperkecil kedudukan dengan mencetak 3 gol balasan.

Di laga pamungkas musim ini, Semen Padang akan berhadapan dengan PS TNI di Stadion Agus Salim, Padang, pada Minggu, 12 November 2017. Kabau Sirah bertekad meraih kemenangan untuk lolos dari ancaman degradasi.

eks Pelatih futsal PON Sumbar 2012 itu juga berharap pemain bisa mengurangi kesalahan saat menjalani laga pamungkas Liga 1 2017 melawan PS TNI di Stadion H Agus Salim, demi menjaga asa bertahan di kompetisi sepakbola kasta tertinggi nasional ini.

“Kami saat ini masih akan berusaha keras di pertandingan terakhir untuk menang supaya lolos dari degradasi. Laga itu akan menjadi penentuan bagi kami. Mudah-mudahan di Padang kita bisa lebih bangkit dan ambil poin penuh,” ujar Syafrianto.

Menurut Syafrianto, jajaran pelatih harus bekerja keras untuk mengatasi kekurangan yang terlihat di laga melawan Arema, terutama dalam mengantisipasi serangan balik.

“Saya rasa hasilnya memang tidak maksimal. Paling tidak kami mampu mencetak tiga gol, dan memberikan perlawanan, meskipun itu terlambat panas, dan tidak berarti apa-apa,” kata Syafrianto.

“Kami memiliki masalah di transisi permainan. Saat melakukan tekanan, kami lemah ketika mendapatkan serangan balik, karena lini tengah terlambat menutup ruang. Akibatnya setiap serangan dari Arema langsung berbahaya, dan berhadapan dengan kiper.”

Di babak kedua, lanjut Syafrianto, ia meencoba memasukkan pemain yang lebih bugar agar mereka bisa mengejar ketertinggalan. Namun ketika pemain pengganti masuk, Arema mampu mencetak dua gol lagi.

“Saya ingin tenaga pemain lebih bugar, mereka kemudian mampu mencetak dua gol meskipun cukup berat untuk menyalip lima gol milik Arema,” imbuhnya.(*/goal)