Ditemukan Gua Besar Tersembunyi di Taman Hutan Raya Bandung

kabarin.co – BANDUNG, Bagi anda yang berdomisili atau pernah berkunjung ke kota Bandung mungkin tidak asing lagi dengan Taman Hutan Raya Djuanda atau nama lainnya Dago Pakar, sebagai salah satu kawasan konservasi dan tujuan wisata alam terkenal di kota ini.

Dan tahukah anda? Baru-baru ini para peneliti menemukan adanya sebuah ruang besar atau gua tersembunyi di kawasan ini.

Nah, selain Gua Jepang atau Gua Belanda yang mungkin pernah anda telusuri, keberadaan gua baru tentu akan menambah seru petualangan anda. Yuk kita simak info menariknya berikut ini…..

Peneliti dari LabEarth-Pusat penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang dipimpin oleh DR Dannny Hilman Natawidjaja (salah seorang peneliti Gunung Padang) menemukan adanya indikasi tubuh gua atau ruang bawah tanah yang besar di dalam Taman Hutan Raya Ir H Djuanda, Desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung.

Hal itu terungkap setelah peneliti melakukan eksperimen uji alat geolistrik di atas tiga Gua Jepang 2012 lalu sebagai perbandingan respon alat dengan ekperimen serupa di Gunung Padang Cianjur, di mana tim mendeteksi keberadaan ruang-ruang besar di bawah situs megalitik yang berada di atas bukit.

Pada hasil uji coba tersebut membuktikan bahwa peralatan geolistrik Multi-Channel Resistivity SuperSting R8 dari American Geophisical Instrument itu mampu memetakan keberadaan Goa Jepang yang berada di bawah permukaan area survey.

Saat itu hasil citra bawah permukaan memperlihatkan empat buah goa, Satu di antara menjadi kejutan, pasalnya hanya tiga goa yang nyata dapat dilihat langsung dengan mata telanjang.

tahura bandung d
Salah satu sudut di kawasan Taman Hutan Raya Bandung.

Sementara satu gua yang juga terrekam hasil pencitraan posisinya sejajar dengan tiga gua yang sudah terbuka namun statusnya masih tertutup, tersembunyi dalam tanah yang disinyalir sangat lembab atau sudah banyak terisi tanah.

Indikasi tubuh goa tersebut diduga terkoneksi dengan Gua Jepang yang saat ini terbuka. Dugaan goa yang tersembunyi tersebut disinyalir merupakan ruang utama goa sebagai tempat penyimpanan logistik penjajah Jepang atau bahkan peradaban sebelum Tahura tersebut dijadikan tempat persembunyian penjajah.

Dua gua yang tertimbun tersebut berdekatan dengan anomali di ruang bawah tanah yang kemungkinan besar berada di tengah perbukitan ini.

Setelah 4 tahun berlalu, peneliti kembali melakukan peninjauan ulang ke lokasi Gua Jepang Tahura, Rabu, 18 Mei 2016, bersama unsur Balai Pengelolaan Tahura, warga, dan LSM lingkungan.

Selain mencocokan hasil pencitraan di permukaan gua Jepang tersebut, terdapat fakta menarik yaitu dua gua anonim yang sudah terbuka namun kondisinya saat itu sudah tertimbun sebagian besar, yang ada hanya bagian pintu goanya saja yang masih terbuka dan bisa dilihat dari luar.

Danny Hilman Natawidjaja mengatakan, terkait dugaan goa yang tertangkap dalam pencitraan alat geolistrik tersebut mereka menyebutnya sebagai anomali.

Di luar itu, pihaknya menemukan anomali yang mengindikasikan kemungkinan ada ruang bawah tanah lain yang belum diketahui.

Belum lagi, kata dia, dalam tinjauan lokasi goa di permukaan Tahura Rabu kemarin itu, terdapat dua gua yang tertimbun sebagian. Namun terrkait luas timbunan atau pun barang-barang berharga yang diduga tertimbun hingga saat ini belum dipetakan secara detil.

“Dua gua yang tertimbun tersebut berdekatan dengan anomali di ruang bawah tanah yang kemungkinan besar berada di tengah perbukitan ini. Dan ini menarik untuk diteliti lebih lanjut,” ujar Hilman yang ditemui di Tahura usai meninjau goa.

Menurut dia, kemungkinan terdapat gua lain yang bisa ditemukan di luar hasil pencitraan alat geolistrik tersebut, tapi dari cerita penduduk lokal yang memiliki kakek yang mengalami penjajahan Jepang.

Penduduk setempat pun menyatakan terdapat goa lain yang tidak terlihat dan tertimbun dan hal itu pun harus dibuktikan.

“Selanjutnya, kerja sama dengan Balai Pengelolaan Tahura, kami berpikir ini harus diseriusi dengan projek penelitian lebih lanjut, dikembangkan lebih lanjut, diharapkan studi ini bisa berjalan,” tutur dia.

Kepala Balai Pengelolaan Tahura, Lianda Lubis mengatakan, peninjauan ulang lokasi yang diduga terdapat goa lain di Gua Jepang tersebut telah dibahas sejak dua pekan lalu, di mana pihak Tahura mengundang beberapa peneliti untuk Tahura yang akhirnya direspon baik oleh Danny.

Kedua, adanya dugaan gua yang tertimbun di Tahura ini terdapat kemiripan dengan cerita masyarakat Tahura yang menyatakan ada gua yang tertimbun yang ternyata cocok dengan hasil pencitraan alat geolistik tersebut.

Destinasi wisata Tahura akan bertambah, dan Tahura sendiri akan menjadi tempat penelitian. “Saya pikir kenapa tidak direalisasikan (untuk dibuktikan),” ucap dia.

kafe
Setelah puas dan lelah menjelajahi taman hutan yang indah ini anda bisa singgah di Cafe D’Pakar.

Dari hasil pemantauan langsung ke lapangan, kata Lianda, terdapat indikasi gua di bawah kantor Balai Tahura dan kawasan lainnya yang juga terdapat rongga dibawah tanah yang tidak terpetakan.

Selanjutnya, memang harus dilakukan riset secepat mungkin, ekplorasi dan menggali sampai sejauh mana.

“Ini penemuan yang luar biasa, dan harus direlisasikan kita akan teliti sejauh mana ruang bawah tanah di bawah plaza ini yang ada indikasi ruang yang lebih besar.

Kami akan susun riset anggaran, Kalau bisa tahun ini bisa dianggarkan di perubahan atau anggaran berikutnya,” ucap dia.

Menurut dia, rencana untuk meneliti keberadaan ruang bawah tanah tersebut disambut positif oleh Dinas Kehutanan maupun Gubernur Jabar yang mendorong agar segera dieksplorasi.

“Jika semuanya berjalan lancar, tentunya destinasi wisata Tahura akan bertambah, dan Tahura sendiri akan menjadi tempat penelitian,” ucap dia. (nok)