Dolar AS Akhirnya Lengser Setelah Setahun Bertahan pada Level Rp 13.000

kabarin.co – Jakarta, Nilai tukar rupiah hingga perdagangan siang ini, Selasa (27/9/2016) menguat ke kisaran Rp 12.900 per dollar AS. Di pasar spot, rupiah diperdagangkan pada level Rp 12.936 per dollar AS. Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) hari ini lengser dari kisaran Rp 13.000. Setahun lebih mata uang Paman Sam bertengger di level tersebut.

Pada September tahun lalu, dolar AS berada di posisi puncak dengan nilai tukar Rp 14.730, tepatnya pada 29 September 2015. Penguatan dolar AS ini sejalan dengan naiknya suku bunga The Federal Reserve (The Fed) pada waktu itu.

Jika membandingkan posisi tertinggi tahun lalu pada periode 29 September 2015 ke 27 September 2016 maka dolar AS sudah turun 12,2% dalam waktu satu tahun.

The Greenback sudah melewati pergerakan yang fluktuatif. Berikut perjalanan dolar AS setahun terakhir seperti dikutip dari data perdagangan Reuters, Selasa (27/9/2016).

Nah, apa yang terjadi hingga rupiah menguat cukup signfikan? Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk David Sumual mengungkapkan, penguatan rupiah pada hari ini tidak lepas dari faktor regional.

Menurut David, beberapa mata uang di kawasan regional Asia mengalami penguatan terhadap dollar AS. Ia menyebut, sebagai contoh mata uang won Korea Selatan dan baht Thailand mengalami penguatan, namun rupiah merupakan salah satu yang mengalami penguatan tertinggi.

“Ini sebenarnya faktor regional. Rupiah yang salah satunya penguatan tertinggi, di bawah won Korea,” kata David saat dihubungi Kompas.com, Selasa (27/9/2016).

David menjelaskan, salah satu faktor penguatan mata uang negara-negara berkembang di kawasan Asia adalah rilis data perekonomian AS. Ia menyatakan, data penjualan ritel dan perumahan di AS yang dilaporkan mengalami penurunan membuat dollar AS melemah.

Selain itu, debat capres AS yang dilangsungkan Senin (26/9/2016) malam waktu setempat juga mendorong penguatan mata uang negara-negara emerging markets.

David menyebut, investor sudah melakukan perhitungan bahwa Hillary Clinton unggul dibandingkan rivalnya, Donald Trump.

“Ada juga faktor debat capres AS. Investor sudah price in Clinton yang akan menang,” jelas David. (epr/det)

Baca Juga:

Dolar AS keok ke Rp 12.936 Berkat Tax Amnesti

Setelah Keputusan Kebijakan Fed, Dolar AS Melemah

Jelang Pertemuan Federal Reserve Dolar AS Melemah