E-Commerce, Tantangan dan Kesempatan Besar Bagi Anak Muda!

kabarin.co, JAKARTA-Dalam urusan penetrasi e-commerce, Indonesia bisa dibilang masih ketinggalan. Namun, kondisi ini bisa menjadi peluang bisnis bagi pelaku usaha startup. Dan merupakan peluang besar bagi anak muda yang memiliki semangat wirausaha.

Menteri Keuangan ini mengatakan di samping penetrasi e-commerce yang masih rendah. Ukuran pasar Indonesia juga sangat besar.

Sri Mulyani menuturkan, porsi konsumsi menguasai sekitar 56 persen dari kue Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Jika PDB per tahun Indonesia ada di kisaran Rp12 ribu triliun, maka sekitar Rp7 ribu triliun diantaranya berasal dari konstribusi konsumsi masyarakat.

Hal tersebut diungkapkan Sri Mulyani Indrawati, dalam acara d’Preneur di ICE Palace Lotte Shopping Avenue, Jakarta Selatan, Rabu (21/12/2016).

Sri Mulyani mengungkapkan, pasar Indonesia yang terjamah e-commerce baru 2 persen, masih sekitar seperempat dari rata-rata perdagangan e-commerce dunia.

“Di Indonesia sekarang payment elektronik hanya 27%, e-commerce hanya 2%, padahal average dunia e-commerce itu sudah 8%. Kalau ikuti negara-negara yang sudah advance seperti China, malah sudah 40-50%,” kata Sri Mulyani.

“Kalau dilihat itu masih rendah sekali. Tapi jangan marah dengan kondisi itu, justru itu harus dilihat sebagai opportunity besar,” ucapnya lagi.

Sri Mulyani melanjutkan, program pemerintah saat ini yang gencar melakukan pembangunan dari pinggiran, bisa jadi pemicu masifnya startup seperti e-commerce di Indonesia.

“Presiden Joko Widodo membuat 10 destinasi supaya lebih banyak konektivitas yang dibangun. Itu akan semakin banyak opportunity, Anda punya banyak teman atau koneksi uang, punya banyak ide, anda bisa berbisnis di daerah sana. Akan semakin banyak sekali orang yang melakukan pembelian,” pungkas Sri Mulyani.

Saatnya anak muda terjun di bidangĀ e-commerce
Dengan pertumbuhan PDB setidaknya 5 persen per tahun, maka konstribusi konsumsi akan mengembang sekitar Rp350 triliun per tahun.

Tak hanya itu, mayoritas penduduk Indonesia berada di kelas menengah di mana ragam kebutuhannya terus berkembang,tidak hanya membutuhkan kebutuhan pokok tetapi juga berbagai kebutuhan tersier.

Karenanya, ia meminta agar para generasi muda bisa lebih kreatif dan selektif dalam mewujudkan ide. Dengan kemajuan teknologi, anak muda Indonesia diberikan kemudahan untuk mengembangkan ide-idenya.

“Hidup anda tidak lagi dihadapkan pada persoalan 20 tahun lalu di mana akses mendapatkan ide susah. Hidup Anda sekarang dibanjiri ide. Your challenge is how to select these ideas dan kemudian bisa menjalankan,” ujarnya. (mfs)

Baca juga:

2017 Bakal Jadi Tahunnya Sektor e-Commerce di Indonesia

Bos Kaskus: Aturan Pajak Bisa Membuat e-Commerce Mati

Survei Menunjukkan Kebiasan Unik Orang Indonesia, Kebiasaan Belanja Online Di Jam Kerja