Tukangharian.id Sediakan BPJS Hingga Uang Pensiun untuk Para Tukang

kabarin.co – Ketua Dewan Pertukangan Indonesia (DPN) Perkasa Muhammad Kuswandi Amin mengatakan ingin mengumpulkan data tukang di Indonesia melalui aplikasi digital. Tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan para tukang di era digital dan industri 4.0 dimana banyak terjadi disrupsi di berbagai bidang kehidupan.

“Jumlah tukang di seluruh Indonesia itu sekitar 15 jutaan. Jumlah itu jauh lebih besar dari jumlah PNS atau karyawan BUMN digabungkan,” kata Muhammad Kuswandi di acara syukuran aplikasi Tukangharian.id di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Kamis (19 Desember 2019).

banner 728x90

Tukangharian.id Sediakan BPJS Hingga Uang Pensiun untuk Para Tukang

Tulangharian.id merupakan aplikasi yang mengumpulkan para tukang di seluruh Indonesia agar layanannya bisa digunakan masyarakat. Istilahnya, aplikasi ini bekerja ibarat mandor bagi para tukang karena memberikan orderan kerja. Tak hanya itu, aplikasi ini juga akan memberikan fasilitas kepada para tukang terutama soal sertifikasi dan edukasi.

Muhammad Kuswandi mengatakan, secara sederhana aplikasi Tukangharian.id bekerja layaknya layanan transportasi online Gojek atau Grab. Bedanya, disini yang didistribusikan adalah layanan tukang sehingga pihaknya memerlukan data-data para tukang tersebut.

“Tiga pekan terakhir sudah 1000 yang mendownload aplikasi Tukangharian.id. Kami berencana mengincar 514 kabupaten dan kecamatan dulu. Untuk tahap awal tukang-tukang di kecamatan se-Jabodetabek kita kumpulkan dulu,” ujarnya.

Dewan penasehat sekaligus penggagas Tukangharian.id, Haidar Alwi, mengatakan tujuan utama aplikasi ini adalah meningkatkan kesejahteraan para tukang. Tukang yang dimaksud tidak semata tukang bangunan saja, tetapi banyak tukang lain seperti tukang cuci, tukang rias, tukang perabot dan berbagai spesifikasi lain yang masih akan dikembangkan di aplikasi.

“Kenapa kita urus tukang ini? Karena kalau buruh sudah banyak yang urus. Setiap tanggal 1 Mei buruh demo dan mereka dapat BPJS. Kalau tukang enggak ada, maka lewat aplikasi ini kita berdayakan tukang ini,” kata Haidar Alwi.

Menurut Haidar, ada berbagai data tukang di Indonesia namun mengacu kepada data Adhi Karya, jumlah para tukang mencapai 17 juta. Menurut Haidar, jika Gojek atau Grab menjadikan driver/ojek sebagai mitra/partner, maka aplikasi Tukangharian.id menjadikan tukang sebagai tenaga kerja.

“Waktu aplikasi ini dilaunching 21 September 2019 lalu, kita ingin tukang diberi BPJS, tukang di kasih uang pensiun, asuransi juga. Ingat, kita jangan pernah pikir untung besar, tapi yang penting cukup. Karena tukang ini harus dijamin untuk cukup dulu, jangan sampai kekurangan,” ujarnya.

Tukangharian.id menjadikan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono sebagai ketua dewan penasehat. Haidar mengatakan masih panjang jalan yang akan dilalui oleh Tukangharian.id karena untuk berkembang tidak ‘bakar duit’, tetapi menanam duit di koordinator wilayah para tukang tersebut.

“Makanya sosialisasi kita utamakan ke korwil-korwil dulu. Saat ini kita sudah bentuk korwil masing-masing di Jabodetabek untuk sosialisasi aplikasi tukangharian.id ini. Duit kita sebar ke korwil, bukan bakar duit, mereka sosialisasi, edukasi termasuk menggunakan ponsel dan aplikasinya.”

Direktur operasional Tukangharian.id, Michael Seno Setiawan, mengatakan tantangan terbesar dalam menjalankan operasional aplikasi adalah menjaga data. Menurut dia, server Tukangharian.id berada di Indonesia mengikuti standar keamanan dari Bank Indonesia.

Dari segi keamanan, server juga sengaja dibikin beberapa lapis. Misalnya khusus data-data sensitif dan personal hanya bisa diakses orang dalam dan dari internal. Pihaknya juga melakukan literasi keamanan informasi guna menghindari dari serangan siber seperti rekayasa sosial (social engineering).

“Jadi tantangan data ini besar sekali,” ujar Michael. (arn)

banner 728x90