Geliat Ekonomi Pasca PSBB Transisi DKI Jakarta

Metro19 Views

kabarin.co, Jakarta – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali melonggarkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) setelah kurang lebih sebulan menarik rem darurat (emergency brake). Kebijakan PSBB transisi ini mendapatkan secercah harapan agar ekonomi bisa kembali bergeliat.

Pengamat Ekonomi Piter Abdullah mengatakan, pelonggaran kebijakan PSBB akan berdampak positif bagi perekonomian Indonesia. Karena aktivitas bisnis bisa kembali bergeliat pasca dilaksanakanya kebijakan PSBB.

“Jadi kelonggaran ini berdampak positif terhadap ekonomi,” ujarnya saat dihubungi, Selasa (13/10/2020).

Geliat Ekonomi Pasca PSBB Transisi DKI Jakarta

Menurut Piter, bukan tanpa alasan mengapa perekonomian bisa kembali hidup. Karena jika berkaca pada PSBB transisi sebelumnya yang mana konsumsi mengalami kenaikan karena aktivitas bisnis sudah mulai diperbolehkan untuk buka kembali.

Sebagai gambaran, selama PSBB transisi jilid pertama, ekonomi aktivitas bisnis sudah mulai beroperasi dengan protokol kesehatan yang ketat. Misalnya pada sektor perkantoran, sudah mulai dibuka kembali meskipun kapasitas pegawai yang bekerja dibatasi hanya 50% saja.

Sedangkan untuk pusat perbelanjaan seperti Mall juga sudah mulai dibuka kembali. Hanya saja jam operasional dibatasi dari mulai pukul 11.00 hingga pukul 20.00 WIB.

Kemudian restoran juga sudah dizinkan untuk menerima pelanggan yang ingin makan di tempat. Hanya saja kapasitas pelanggannya dibatasi hanya 50% saja dan harus mematuhi protokol kesehatan dengan ketat seperti menjaga jarak, wajib memakai masker hingga cek suhu tubuh.

Hal tersebut terbukti cukup ampuh untuk mendongkrak perekonomian di kuartal III-2020. Meskipun masih diprediksi akan minus, namun angkanya diperkirakan jauh lebih baik dibandingkan kuartal II-2020 yang -5,32% year on year (yoy).

“Kalau melihat PSBB transisi kuartal III, itu terlihat sekali bagaimana konsumsi naik. Kemudian ekspektasi konsumen dan juga indeks purchasing manager naik juga yang membaik,” jelasnya.

Menurut Piter, pada kuartal IV nanti, sektor kesehatan masih akan mengalami pertumbuhan. Sementara yang lainnya baik itu perdagangan dan konsumsi maupun industri manufaktur diprediksi masih akan mengalami tekanan namun sudah lebih baik dibandingkan saat kebijakan PSBB diperketat.

“Kalau tumbuh enggak akan bisa tumbuh kecuali sektor kesehatan. Minimal penurunan kontraksinya. Jadi semuanya akan mengalami penurunan sektor perdagangan hotel restoran wisata industri manufaktur tetap akan turun kalau diharapkan naik sih enggak,” jelasnya.

(oke)