Golkar Usung Jokowi Jadi Calon Presiden dalam Pemilu 2019

Politik13 Views

kabarin.co, JAKARTA – Partai Golkar akan menggelar Rapimnas tanggal 26-28 Juli 2016 di Jakarta. Dalam Rapimnas tersebut Partai Golkar akan menyatakan dukungannya kepada Presiden Jokowi untuk menjadi calon presiden pada Pilpres 2019.

Ketua Umum Golkar, Setya Novanto menyampaikan di bawah kepemimpinannya, partai berlambang pohon beringin itu akan menjadi partai modern. Ia juga mengusung semangat rekonsiliasi Golkar dari mulai tingkat pusat hingga ke desa.

Novanto menuturkan sejumlah alasan Golkar mengusung Jokowi. Pertama elektabilitas Jokowi dinilai masih tinggi. Faktor kedua, menurut Golkar belum ada figur lain yang mampu menyaingi Jokowi.

Baca juga: Pengamat Politik: Golkar Partai yang Budayakan Rakus Jabatan

“Ketiga, terdapat kesamaan program Pak Jokowi dalam hal pembangunan, terutama pembangunan infrastuktur, dengan visi kesejahteraan 2045 Golkar,” kata Novanto dalam keterangan tertulisnya, Rabu (20/7).

Sekjen Partai Golkar, Idrus Marham, menyatakan Rapimnas akan menegaskan rekomendasi Munaslub yang memberikan mandat kepada ketua umum untuk melakukan komunikasi politik dengan Presiden Jokowi. Dalam Rapimnas tersebut, akan dibahas tentang hasil komunikasi politik Novanto dengan Pak Jokowi sebagai capres.

Alasan lain Golkar dukung Jokowi, ada usulan dari pengurus daerah
Rapimnas Partai Gokar akan mengagendakan pengusungan Joko Widodo sebagai calon presiden di Pemilu 2019. Kabid pembangunan Daerah gokar Zainudin Amali mengatakan usulan pengusungan jokowi berasal dari kader partai berlambang pohon beringin daerah.

Saat Munaslub Golkar di Bali, pengurus daerah menyampaikan usulan agar Jokowi diusung di Pilpres 2016. Sampai hari ini memang baru Jokowi yang ada,” kata Amali di GedungDPR, Jakarta, Jumat (22/7).

Baca juga: Golkar Mengendus Sinyal Ahok Siap Dipinang Partai

Dengan mengusung sejak awal, Amali mengatakan pihaknya dapat mempersiapkan sistem pemenangan jauh hari. Apalagi pelaksanaan pemilihan presiden dan legislatif digelar berbarengan.

“Pileg bisa dipengaruhi calon yang diusung, Pilpres bisa dipengaruhi parta. Golkar memilih calon yang diusung dulu,” ujar Amali. Anggota Komisi I DPR ini membantah pilihan Gokar mengusung calon presiden terlalu dini. Sebab, pemilu 2019 berbeda dengan penyelenggaraan sebeljumny.

“Ini tidak kepagian,” katanya. Iajuga yakin seluruh kader akan mendukung bilan DPP telah memutuskan Jokowi sebagai calon presiden.

“Pilihan bukan karena suka atau tidak suka tetapi untuk kepentingan bangsa. Yang dibutuhkan bangsa, siapa yang cocok. Kalau diberi pengertian kader akan ikut, kalau dipaksa tanpa alasan, orang akan resisten.” katanya.

Pengamat: Kepengurusan Golkar Dibuat Pengusaha Politik
Ketua harian Partai Golkar mengumumkan susunan kepengurusan periode 2016-2019 pada Senin (30/5) lalu. Dalam susunan tersebut, sejumlah nama mantan narapidana masuk dalam daftar pengurus partai berlambang pohon beringin itu. Seperti, Fahd El Fouz Arafiq dan Sigit Haryo Wibisono.

Baca juga: Dukung Ahok Bukti Gagalnya Golkar Lakukan Kaderasi dan Rekruitment Politik

Pakar politik dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, Mada Sukmajati menilai, kepengurusan Golkar saat ini, menunjukkan partai tersebut dibuat pengusaha-pengusaha politik.

“Pengurus ini, mencerminkan partai ini sangat dimanfaatkan para elitnya untuk kepentingan transaksional,” katanya, Selasa (31/5).

Selain itu, Mada melanjutkan, kepengurusan Partai Golkar saat ini, sudah tidak punya nafas yang berkaitan dengan ideologi rakyat maupun kesejahteraan. Kendati, sejumlah kekuatan masih mencoba mengakomodir, namun kalah menonjol dibandingkan kekuatan Setya Novanto.

“Yang sangat menonjol, kan kekuatan Setya Novanto. Yang secara kredibilitas dan intergritas sudah sangat problematik,” ucap dia.  (r/t/mfs)