Hary Tanoe Tanggapi Isu Maju di Pilpres 2019 : Terlalu Pagi Untuk Bicara Sekarang

kabarin.co – Bos Media MNC Group Hary Tanoe tanggapi isu tentang dirinya yang akan mencalonkan sebagai Presiden pada Pilpres 2019 diacara Pelantikan Presiden AS Donald Trump.

Walaupun punya pengalaman bisnis dan politik, pria yang biasa disapa Hary Tanoe tersebut katakan terlalu dini untuk putuskan apakah dirinya akan ikut Pilpres 2019,

Ini dikatakan pada wartawan VOA Era Mazrieva di wawancara akhir Pelantikan presiden Donald Trump, Jum’at (20/1).

“Terlalu pagi untuk memutuskan sekarang. Mungkin pada semester kedua tahun 2018 saya baru memutuskan akan maju atau tidak,” ujarnya seperti dikutip VOA Indonesia.

Menurutnya, Indonesia perlukan pemimpin yang mengerti dan bisa selesaikan masalah, beri solusi, tentang perekonomian bisa tumbuh pesat, saat bersamaan tidak tambah kesenjangan, sehingga warga miskin bisa terangkat kesejahteraannya, kemudian bagaimana bisa percepat pendidikan, tingkatkan lapangan pekerjaan, memberantas korupsi, penegakan hukum, lawan narkoba, dan sosial keamanan.

“Kalau saya melihat ada calon pemimpin pada 2019 yang mampu meyakinkan bisa mengatasi hal tadi, saya lebih baik mendukung yang bersangkutan. Tapi jika tidak ada, mungkin saya akan maju,” ujar Hary.

Hary Tanoe datang diantara massa yang hadir dalam pelantikan Presiden Donald Trump di Capitol Hill, Presiden Komisaris MNC yang bawahi empat stasiun tersebut, katakan bahwa diundang untuk ikuti acara, mulai dari konser, sampai pelantikan.

“Saya diundang dalam kapasitas sebagai partner karena ada proyek yang kita kerjakan di Bogor dan Bali. Saya diundang di semua acara, mulai dari kemarin di welcome concert, swearing in, parade, dinner, dan afterparty,” jelasnya.

HAry Tanoe, membantah bahwa kehadiran tersebut akan membuat konflik kepentingan.

“Saya rasa tidak karena kerja sama ini sudah terjadi sejak ia belum mencalonkan diri sebagai calon presiden, kecuali jika ketika itu ia sudah mencalonkan diri sebagai presiden atau memenangkan pemilu dan baru dirancang kerja sama baru, nah itu baru ada konflik kepentingan. Apalagi beliau memutuskan anak-anaknya yang akan melanjutkan bisnisnya. Sejak jadi presiden pun ia sudah memutuskan tidak ada bisnis baru yang dilakukan oleh organisasi Trump,” ujarnya.

Saat diwawancara dengan kantor berita Ruters, Hary katakan bahwa sudah tandatangani kesepakatan bisnis dengan Trump awal 2015, jauh sebelum Pemilu Amerika, Kesepakatan tersebut tentang membangun resor di Bogor dan Bali, yang akan dikelola Trump Hotel, MNC sudah tanamkan investasi 500 juta, sampai satu milliar dollar AS untuk membangun resor yang akan beroperasi awal tahun 2019.

“Kami tidak menambah satu proyek baru pun ketika Trump memutuskan akan bertarung dalam pemilu. Jadi saya rasa tidak ada konflik kepentingan disini,” ujar Hary Tanoe kepada Reuters hari Rabu.

Selain bisnis Hary juga ikut ke Politik, dia pernah gabung dengan Nasdem 2011, sebelum undurkan diri karena perbedaan pendapat tentang struktur kepengurusan, ia sempat jadi anggota partai Hanura, dan berpasangan dengan Wiranto sebagai calon wakil Presiden tahun 2014. Setahun kemudian, ia membuat partai politik baru yaitu Partai Persatuan Indonesia (Perindo).

Hary Tanoe akan di Amerika sampai minggu ini, sebelum ia kembali ke Indonesia.  (nap/kom)

Baca Juga:

Hary Tanoe Ingin Ikuti Jejak Donald Trump Jadi Presiden, Katanya Ada Akses Langsung

Tolak Bantuan Hary Tanoe, MUI Sumbar : Aqidah Bukan Untuk digadaikan

Pemerintah Kota Pariaman : Wisata Pulau Angso Duo Sementara diTutup