Hasta Mahardika Soehartonesia Ingin Kembalikan Konsep Kedaulatan Pangan Nasional

kabarin.co – Indonesia pernah menikmati pembangunan ekonomi di masa Orde Baru 1966-1998 yang dipimpin langsung oleh Presiden Soeharto. Di era tersebut Bangsa Indonesia mendapati pertumbuhan ekonomi, pembangunan infrastruktur, serta perkembangan luar biasa di sektor pertanian.

Kemajuan pembangunan ekonomi dirasakan signifikan oleh masyarakat karena sebelumnya pada tahun 1966 Indonesia mengalami gejolak ekonomi yang luar biasa dimana inflasi pernah mencapai 650 persen.

Hasta Mahardika Soehartonesia Ingin Kembalikan Konsep Kedaulatan Pangan Nasional

Presiden Soeharto terlibat langsung dalam kebijakan pertanian menjadikan Indonesia berstatus pengekspor beras terbesar di dunia yang berhasil swasembada pangan pada 1980-an.

Memasuki Reformasi yang ditandai dengan turunnya Presiden Soeharto, Indonesia malah kembali jadi pengimpor beras bahkan termasuk empat besar Negara pengimpor beras di dunia.

Konsep kedaulatan pangan itulah yang kini diimpikan kembali oleh Hasta Mahardika Soehartonesia (HMS). Konsep kepemimpinan Presiden Soeharto dinilai HMS harus dilanjutkan karena faktanya Indonesia kini tidak lagi berdaulat pangan. Wakil Ketua Umum HMS Arie Pujianto menyebut kondisi seperti itu berbahaya.

“Kami sangat khawatir karena apa-apa sekarang impor. Beras, garam, gula, daging, tepung hingga mentega kita impor. Bayangkan kalau semua impor itu dihentikan, kita makan apa, pasti rusuh kan,” kata Arie Pujianto saat berbincang dengan reaksi Kabarin di Jakarta, Jumat (26/11) malam.

HMS adalah loyalis Presiden Soeharto yang ingin menghidupkan kembali pemikiran serta Trilogi Pembangunan era Orde Baru. Arie mengatakan dirinya optimis Indonesia bisa kembali swasembada pangan dan menjadi pengekspor besar. Syaratnya, kata Arie, Indonesia harus menerapkan konsep kedaulatan pangan Orde Baru disertai kepemimpinan yang kuat.

“Saya katakan, kalau negara ingin kuat maka pemimpinnya harus kuat. Diperlukan pemimpin yang kuat untuk bisa membuat Indonesia kembali berdaulat pangan. Jangan hanya impor dan impor,” ujarnya.

Arie memuji kinerja Presiden Soeharto yang tidak main-main dengan kebijakan pertaniannya. Pak Harto, kata dia, berani menerapkan langkah strategis untuk mewujudkan targetnya dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita).

Bahkan di dalam Pelita I Soeharto memasukkan pertanian dan Irigasi menjadi satu bab tersendiri yang tujuannya untuk peningkatan produksi pangan terutama beras. Di dalamnya termasuk program transmigrasi yang menyediakan lahan untuk masyarakat agar bekerja.

“Negara itu dulu menyediakan lahan untuk warganya berusaha. Jadi lahan itu bukan untuk tinggal atau bangun rumah, tapi untuk berusaha. Kalau sekarang anggaran itu jadi kartu sosial. Kita butuh orang yang bisa melakukan gebrakan,” ujar mantan aktivis 1998 ini. (arn)

Baca Juga:

Usung Konsep Trilogi Pembangunan Era Presiden Soeharto, DPD Berkarya DKI Siap Jalankan Strategi Infanteri

Unggah Video Soeharto, PSI Akan Dilaporkan ke Bawaslu

Pria Ini Terkejut Foto Viral Mirip Presiden Soeharto, Siapakah Dia?