Irsyad Maulana, Neymar-nya Semen Padang FC

Kabarin.co – Bermain untuk tim utama Semen Padang FC, adalah impian seorang belia bernama Irsyad Maulana. Hal itu terucap ketika usianya baru 15 tahun. Saat itu, dia masuk tim Sumatera Barat pada Piala Haornas di Bangka Belitung.

Bakatnya yang istimewa memang sudah tercium sejak belia, ketika belajar main sepakbola di SSB Tunas Gumarang Batusangkar. Bakat Irsyad makin terasah saat masuk di PPLP Sumbar. Kemudian ditarik masuk tim junior Semen Padang untuk Piala Soeratin 2011.

Setelah memperkuat Tim Sumbar di PON 2012 Riau, Irsyad diboyong oleh pelatih Rahmad Darmawan ke Pelita Jaya U-21, dan ujungnya masuk ke Arema Cronus 2013.

Dia kembali ke Semen Padang akhir tahun 2014, saat pramusim ISL 2015. Itulah kilasan perjalanan karir pemuda berkulit sedikit legam itu dan berwajah keras.

Pulang dan bermain di tim utama Semen Padang, ibaratnya cita-cita yang terwujud bagi pemain kelahiran, 27 September 1993 ini.

Sayangnya, kepulangannya disambut situasi sepakbola yang runyam. Kompetisi ISL yang baru berjalan dua pertandingan, dihentikan akibat konflik Menpora dan PSSI. Irsyad pun urung unjuk kemampuan.

Sempat dipinjam Persija Jakarta di turnamen Piala Presiden, akhirnya Irsyad mendapat pentas di Piala Jenderal Sudirman bersama Semen Padang. Inilah pembuktian pertama Irsyad di klub kampung halamannya ini.

Majunya Semen Padang ke partai final, tentu tak terlepas dari kontribusi besar pemain yang dijuluki “Neymar”-nya Semen Padang ini. Pelatih Nilmaizar pun menyebut Irsyad sebagai pemain kuncinya.

Skill mumpuni, jago bola mati, plus dilengkapi senjata cannon ball adalah kelebihan Irsyad yang terus dimatangkan Nilmaizar. Secara mental pun, pemakai jersey nomor 88 juga sosok petarung dan punya karakter keras di lapangan.

Secara emosional, hubungan Irsyad dengan sang pelatih juga sangat dekat. Keduanya juga saling mengaggumi dalam bekerjasama dalam tim.

“Dia punya fighting spirit bagus, disamping bakat dan skill-nya yang cukup bagus. Fisiknya juga menunjang semua itu. Asal dia bisa bertanggungjawab pada dirinya sendiri, bisa menjaga karirnya. dia kan jadi.”ucap Nilmaizar tentang anak asuhnya itu.

Irsyad pun mengakui, sosok Nil adalah pelatih yang spesial baginya. pelatih yang terus memberinya motivasi untuk lebih berkembang.

“Coach (Nilmaizar) bagi saya seorang motivator, dia tak pernah berhenti menyemangati. Saya tahu betul, dalam setiap pertandingan tak ada kamus menyerah dalam dirinya, selama pluit panjang belum berbunyi.”ucap Irsyad.

Tak ayal, di gelaran ISC A 2016 ini, Nilmaizar akan sangat memerlukan pemain seperti Irsyad. Talenta lokal yang semakin dicintai publik Sumbar, sehingga kepergian seorang Esteban Vizrarra pun tak lagi dihiraukan.

Lebih dari itu, jika tetap bertahan di Semen Padang, kemungkinan Irsyad akan menjadi kapten masa depan di tim di Semen Padang, seiring makin matangnya dia dan Hengki Ardiles yang mulai menua.(RMO)

Leave a Reply