Jelang Semen Padang vs Persib: Duel Nil vs Djanur yang Beraroma Jerman vs Italia

Kabarin.co – Pertandingan Semen Padang vs Persib Bandung dalam laga pekan ke-12 Indonesia Soccer Championship (ISC) A, baru akan berlangsung Senin (25/7) di Stadion H. Agus Salim Padang. Namun, aroma bakal sengitnya pertandingan sudah mulai terasa.

Persib Bandung, usai mengalahkan Persipura Jayapura, Kamis (21/7) langsung mengalihkan fokus membidik Semen Padang untuk dijadikan korban berikutnya. Persib sepertinya sadar, Semen Padang bakal menjadi lawan yang sulit bagi mereka.

Sedangkan tuan rumah Semen Padang, usai melawan Pusamania Borneo FC Rabu lalu, Kamis pagi langsung balik ke Padang. Direncanakan, Jumat (22/7) Semen Padang langsung akan menggelar latihan di Stadion H. Agus Salim untuk persiapan menghadapi Persib.

Tak kalah menarik dari laga ini adalah perjumpaan antara dua pelatih, Nilmaizar dan Djadjang Nurdjaman. Ini adalah laga kedua bagi kedua pelatih, setelah yang pertama di laga pembuka ISL 2015 yang akhirnya terhenti akibat pembekuan PSSI oleh Menpora.

Laga pertama di Stadion Si Jalak Harupat itu berakhir dengan kemenangan Persib 1-0, dalam laga yang diwarnai insiden lampu mati di Stadion di menit-menit akhir pertandingan. Senin nanti kedua pelatih akan melakoni duel kedua diantara mereka.

Laga kedua pelatih ini juga layak disorot, karena kedua pelatih dikenal memiliki kutub dan ilmu sepakbola yang berbeda. Dengan kata lain, kedua pelatih mempunyai kiblat dan ilmu sepakbola yang berbeda, karena pernah menimba ilmu di dua negara yang berbeda pula. Dan hal itu tentu saja sedikit banyak mempengarungi gaya mereka melatih dan terapannya tercermin ke tim asuhannya masing-masing.

nil-maizar-semen-padang

Nilmaizar, adalah penganut sepakbola ala Jerman yang kental. Makin klop, karena sejak jadi pemain sampai detik ini Nil adalah pengagum Timnas Jerman, dan klub-klub Jerman. Pemain idolanya adalah libero Timnas Jerman era 1980-1990-an, Juergen Kohler.

“Kedekatan” Nil dengan sepakbola Jerman, diperkuat saat dia berkesempatan menimba ilmu langsung, saat diundang Federasi sepakbola Jerman (DFB) mengikuti pelatihan di Cologne tahun 2012. Selama 20 hari Nil ditempa dengan pelatihan sepakbola ala Jerman.

Hal paling menarik bagi Nil yang diambilnya dari sepakbola Jerman dan diterapkannya dalam timnya, adalah sepakbola Staying power ala Jerman. Sepakbola yang dimainkan dengan semangat pantang menyerah, agresif, fisik prima dan ngotot sampai peluit panjang berbunyi.

“Itu adalah fondasi sepakbola Jerman yang tak bisa dirubah, walau secara teknik mereka semakin berkembang dan tidak kaku terhadap inovasi sepakbola terkini. Buktinya mereka sekarang punya ciri khas baru Gegenpressing ala Jerman, varian yang menyempurnakan tiki-taka-nya Spanyol. Dengan itu mereka juara Dunia 2014.” beber Nil dengan wawasan yang luas tentang sepakbola Jerman.

Walau dalam skala berbeda, Nil selalu memasukan “password” Jerman dalam referensinya melatih Semen Padang. Minimal sisi fighting spirit dan semangat pantang menyerah selalu ditanamkan pada timnya. “Sejauh yang saya kenal, Coach Nil adalah orang yang selalu berkata tak ada yang tak mungkin jika mau bekerja keras. Tak ada kamus menyerah dalam hidupnya, begitupun di sepakbola.”kata Irsyad Maulana, salah seorang pemain Semen Padang.

Bagaimana dengan Djanur?

Djajang-Nurjaman
Djanur beruntung, bisa menambah ilmu sepakbola ke Italia. Selama tiga bulan disana, tentunya Mang Djajang membawa oleh-oleh ilmu sepakbola yang lumayan banyak dari negeri penganut sepakbola Catenaccio itu.

Djanur mengaku selama di Italia dia mendapat kesempatan belajar di Akademi Internazionale Milan. Bahkan, Djanur ikut terlibat langsung melatih di Akademi Internazionale untuk Tim U-17, U-18, dan U-19.

Walau tak pernah secara detail menyampaikan ilmu pelatihan semacam apa yang didapatnya dari Italia, dan tak pernah bercerita soal filosofi sepakbola Italia, namun pria bertubuh ramping ini mangaku mendapat tambahan ilmu sepakbola yang banyak dari Italia. Dan dia mengaku yakin bisa menerapkan saat kembali melatih Persib Bandung.

Dia menuturkan, secara praktik metode latihan di Indonesia dan Italia tidak jauh berbeda. Dan dia mengakui apa yang diberikannya untuk Persib setelah masuk menggantikan Dejan Antonic sudah mengarah pada apa yang didapatnya dari Italia.

Salah satunya dengan mengkombinasikan trik memegang bola dan trik tanpa bola. “Sudah mengarah ke sana karena kombinasi trick without the ball atau with the ball selalu dikombinasi, tapi arahnya sesuai dengan apa yang sudah saya buat,” ujarnya, mengungkap sedikit ilmu barunya, seperti banyak dikutip media-media Bandung.

Bisa jadi, Persib yang mulai membaik ditangannya sejak Antonic Dejan pergi, adalah salah satu hasil yang didapatnya di Italia. Termasuk yang terbaru, kemenangan sensasional atas Persipura 2-0 di Stadion Mandala Jayapura.

Well, akan semakin menarik jadinya jika Djanur membawa Persib-nya menantang Semen Padang-nya Nilmaizar dalam laga Senin nanti. Dua pelatih yang membawa gaya dan filosofi yang berbeda. Ya, mungkin saja kita akan melihat ada sedikit bau-bau Jerman vs Italia dalam pertandingan nanti.(Rizal Marajo)