Jerman Waspada Meningkatnya Covid-19 Setelah Lockdown Dilonggarkan

kabarin.co, Jakarta – Jerman melaporkan penambahan kasus baru virus corona setelah beberapa hari terakhir secara bertahap membuka kembali aktivitas bisnis.

Pemerintahan Kanselir Angela Merkel baru-baru ini melaporkan klaster baru kasus virus corona di rumah potong hewan dan panti jompo.

Jerman Waspada Meningkatnya Covid-19 Setelah Lockdown Dilonggarkan

Institut Kesehatan Publik Robert Koch (RKI) mengatakan saat ini masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan adanya gelombang kedua virus corona. Namun adanya laporan infeksi baru membuat pemerintah dan warga perlu mewaspadai potensi perkembangannya dalam beberapa hari mendatang.

Mengutip AFP, RKI mengatakan tingkat reproduksi virus corona (R0) di Jerman telah naik menjadi 1,1, yang berarti 10 orang dengan Covid-19 menginfeksi rata-rata 11 orang lainnya. Angka tersebut meningkat dibandingkan sehari sebelumnya dengan tingkat reproduksi virus corona masih di bawah satu.

Kendati demikian, Robert Koch memperingatkan agar tingkat infeksi masih terkendali dan melambat maka R0 harus tetap di bawah satu. Pada Rabu pekan lalu, Jerman mencatat tingkat penularan mencapai 0,65.

Laporan ini memicu kekhawatiran lantaran Merkel pada Rabu lalu mengumumkan pelonggaran pembatasan sosial setelah kurva virus corona mencatat penurunan.

Sebagian besar toko dan taman bermain telah dibuka kembali , sekolah-sekolah secara bertahap telah dibuka kembali. Sementara restoran, gimnasium, dan tempat ibadah di beberapa negara bagian juga mulai dibuka dengan menerapkan prosedur kesehatan tambahan.

Selain itu, kompetisi sepak bola Bundesliga juga akan kembali dimulai terhitung pada 16 Mei dengan batasan penonton yang ketat.

Namun, pemerintah lokal mengatakan sepakat untuk memberlakukan kembali pebatasan sosial jika tingkat infeksi meningkat di atas 50 kasus per 100 ribu penduduk selama sepekan.

Data yang dirilis Worldometers mencatat Jerman berada di urutan ketujuh kasus virus corona tertinggi di dunia dengan 171.879 kasus, 7.569 kematian dan 144.400 pasien sembuh.

Jerman dianggap terdepan dalam penanganan pasien Covid-19, terlihat dari rendahnya angka kematian dan upaya penanggulangan penyebaran virus. Sejumlah ahli mengatakan rendahnya tingkat kematian di Negeri Panser disebabkan cakupan pengujian secara luas.

Direktur Insitute Epidemiologi University Dietrich Rothenbacher mengatakan strategi pengujian Jerman jauh lebih luas dibanding negara lain, termasuk Italia dan Spanyol.

Pengujian hingga ke tingkat negara bagian dan pelosok juga diikuti oleh perusahaan swasta yang bergerak cepat memproduksi sekitar 1,4 juta alat tes massal.

Pada 20 Maret, Presiden Utama Badan Kesehatan Masyarakat Jerman, Lothar Wieler mengatakan laboratorium memiliki kapasitas pengujian 160 ribu per minggu. Jerman juga memberlakukan aturan pembatasan lebih cepat dan akurat karena pengujian luas tersebut. (cnn)