Jika Trump Menang, Pasar Saham AS Bakal “Kebakaran”

kabarin.co – New York, Pasar saham AS tidak menginginkan Donald Trump memenangkan pemilu presiden AS. Pasalnya, investor tak menyenangi ketidakpastian dan Trump dinilai sebagai biangnya ketidakpastian.

“Tipikalnya investor tidak bisa berkontemplasi tentang kemungkinan kemenangan Trump,” kata Cary Leahey, kepala ekonom AS di Decision Economics seperti dikutip dari CNN Money, Selasa (27/9/2016).

Leahey mengungkapkan, jika dalam beberapa alasan Trump “menjadi bintang” dalam debat capres AS dan Hillary Clinton terpeleset, maka pasar akan melakukan penyesuaian ulang. Intinya, pasar saham akan cenderung anjlok.

“Saya rasa ketidakpastian akan terus terjadi sampai kita mengetahui hasil pemilu dan siapa yang akan berada di posisi kunci,” ungkap Diane Swonk, ekonom di DS Economics.

Dalam laporannya, Wells Fargo menyatakan kemungkinan Clinton memenangkan pemilu hanya 50 persen dan ini akan netral dan positif bagi investor. Sementara itu, apabila Trump memenangkan pemilu, maka ini akan negatif bagi investor.

Banyak perbankan yang melantai di Wall Street mencapai kesimpulan serupa, yakni Clinton lebih baik untuk perekonomian dan pasar.

UBS dalam laporannya menyebut, secara umum pasar akan memiliki performa lebih baik di bawah pemerintahan Clinton. Dalam programnya, Trump ingin memangkas pajak dan regulasi, yang tentu saja disukai oleh dunia usaha.

Akan tetap, ia juga ingin membatasi perdagangan dan imigrasi, di mana kebijakannya bisa berdampak signifikan pada utang.

Investor cemas kebijakan Trump bisa berujung pada perang perdagangan dan bahkan resesi. Mereka juga tidak tahu bagaimana merespon sikap Trump yang tidak bisa diprediksi.

Untuk saat ini, pasar saham sudah mencapai level rekornya dan yield obligasi pemerintah AS sangat rendah. Investor tampaknya sudah memastikan Clinton menang, namun jika Trump terus meningkat elektabilitasnya, maka pasar saham bisa saja terpuruk.(kom)

Baca juga:

Emirates Islamic Bank Kembangkan Inovasi Tekhnologi Terpadu

“Google Birthday” Itulah Google Doodle Hari ini

Singapura Negara Favorit Bagi WNI untuk Menyimpan Harta