Kader PDIP Ini Dulu Mengkritik Habis, Kini Puji Kinerja Ahok

kabarin.co – Sikap politikus PDI Perjuangan yang dikenal sering mengkritisi Basuki Tjahaja Purnama, Adian Napitupulu mulai melunak.

Semenjak Ahok diusung partainya di Pilgub DKI Jakarta, Adian berbalik mendukungnya.

Menurutnya, duet Ahok bersama Djarot Saiful Hidayat merupakan yang terbaik buat warga Jakarta.

“Pasangan yang sekarang sudah teruji sebenarnya Ahok-Djarot. Yang lain masih janji. Saya melihat Ahok-Djarot pilihan yang paling tepat

untuk dipilih Jakarta,” ujar dalam sebuah diskusi bertajuk “Seteru Panas Pilkada DKI, Siapa Kuat?” di Kawasan SCBD, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis (29/9).

Adian menyebut salah satu bukti kerja yang dilakukan Ahok dan Djarot yakni penggusuran. Dia membandingkan masa orde baru dengan kepemimpinan Ahok-Djarot.

Saat orde baru, penggusuran dilakukan tanpa memberikan tempat tinggal untuk warga yang digusur. Sementara pada masa kepemimpinan Ahok, warga dipindahkan ke rumah susun dengan harga sewa yang murah.

Tak sampai disitu, Andian juga beranggapan, duet Ahok-Djarot merupakan bagian dari simbol demokrasi.

“Memenangkan Ahok-Djarot adalah memenangkan demokrasi,” ucap Adian.Adian mengungkapkan, Ahok-Djarot merupakan pasangan yang sangat ideal. Keduanya bisa saling melengkapi untuk menutupi kekurangan masing-masing.

“Ahok kadang agresif, diimbangi Mas Djarot,” kata Adian.

Sebut Agus Yudhoyono Cagub Paksaan

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Adian Napitupulu menilai Agus Harimurti Yudhoyono merupakan calon gubernur DKI hasil paksaan. Sebab, keputusan untuk mengusung putra Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu dalam waktu singkat dan terkesan dipaksakan.

Adian mengatakan, penunjukan Agus sebagai calon gubernur DKI dari Koalisi Cikeas hanya ditentukan dalam waktu 48 jam. Ia khawatir keputusan yang tanpa disertai proses dan pertimbangan matang hanya akan menyengsarakan warga DKI.

“Jangan pilih yang terpaksa ini (Agus). Apalagi dengan terbatasnya waktu,” ujar Adian dalam diskusi di Kaffeine, kompleks Sudirman Central Business District, Jakarta Selatan, Kamis (29/9).

Mantan aktivis mahasiswa itu juga menilai tidak ada keikhlasan di antara partai-partai Koalisi Cikeas yang mengusung duet  Agus Yudhoyono-Sylviana Murni. Pasalnya, di antara PD, PAN, PKB dan PPP tidak menyodorkan kader-kader mereka yang andal untuk diusung.

Hingga akhirnya, kata Adian, Koalisi Cikeas mengusung Agus yang berlatar belakang TNI dengan pangkat mayor.  Padahal, Agus masih punya masa depan cerah andai bertahan di TNI.

“Agus hebat karier militernya. Mimpi besarnya akhirnya diputuskan. Kita tidak mau karier TNI putus di tengah jalan hanya karena masuk dunia politik,” ujar anggota Komisi VII DPR itu.

Karenanya, Adian lagi-lagi mengajak pemilih di DKI untuk tidak memilih Agus-Sylviana. “Jangan mengampanyekan pemilihan yang terpaksa, karena itu hasilnya tidak baik,” imbuh anak buah Megawati Soekarnoputri di PDIP itu. (jpnn)