Kekalahan Prancis Diwarnai Kericuhan Nobar di Kawasan Eiffel

Kabarin.co – Kekalahan Prancis di final Piala Eropa 2016 oleh Portugal, diwarnai kericuhan fans Prancis. Polisi pun dengan langkah tegas terpaksa  menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa yang ingin masuk ke “fans zone” di kaki Menara Eiffel tempat nonton bareng pertandingan.

Gas air mata itu dilepaskan polisi agar tidak terjadi penumpukan massa. Di “fan zone” tersedia layar-layar besar dan panitia menutup pintu-pintu masuk ketika pengunjung sudah mencapai daya tampung maksimum 90 ribu orang pada sekitar jam 19 waktu setempat.

Saat babak kedua pertandingan, polisi menggunakan meriam air untuk mencegah massa masuk ke fan zone. Sepeda-sepeda motor petugas pemadam dan satu mobil dibakar massa di luar fan zone. “Api sudah dapat diatasi,” kata sumber kepolisian seperti dikutip Reuters.

paris 011

Polisi meminta pengemudi menjauhi kawasan Menara Eiffel dan Trocadero karena beberapa orang telah memblokir jalan dan mencegat kendaraan.

Pelatih Prancis, Didier Deschamps, menyatakan, penyesalan terbesar yang dirasakannya usai laga final, gagal memberikan trofi untuk fans Prancis.

Sebagai tuan rumah, Prancis jelas jadi salah satu unggulan juara di Piala Eropa tahun ini. Label itu berhasil diemban dengan bukti perjalanan ke final.

Di laga puncak, Les Bleus juga lebih difavoritkan ketimbang lawannya, Portugal. Selain faktor tuan rumah, mereka juga punya bekal kemenangan meyakinkan 2-0 atas juara dunia, Jerman, di semifinal.

Apalagi, Prancis juga punya catatan bagus saat menjadi tuan rumah turnamen besar di dua kesempatan terakhir. Mereka selalu juara ketika tampil sebagai tuan rumah di dua turnamen besar terakhir, yakni Piala Eropa 1984 dan Piala Dunia 1998.

paris 018

Bagaimanapun juga, Prancis harus merelakan kesempatan melanjutkan catatan itu sirna, usai kalah 0-1 dari Portugal. Gol Eder di babak tambahan mengandaskan mimpi juara di depan publik sendiri.

“Tentu saja perasaan yang mendominasi adalah kekecewaan besar. Adalah kejam untuk kalah di final seperti itu. (Tapi) Saya harus menyelamati Portugal,” kata Deschamps di situs resmi UEFA.

“Jelas kami punya peluang-peluang dan tidak cukup tajam. Kami tidak cukup tenang, tapi saya tidak bisa memendam apapun terhadap para pemain saya. Mereka sudah memberikan segalanya malam ini,” imbuhnya.

Kekecewaan terbesar Deschamps adalah kegagalan memberikan pesta perayaan untuk suporter timnas. Tapi dia merasa perjalanan sejauh ini sudah menunjukkan banyak hal positif.

paris-6

“Kami ingin memenangi trofi ini untuk para penggemar. Ada banyak hal positif, tapi sulit untuk melihatnya pada saat ini,” ujarnya.

“Segala yang telah kami lalui selama beberapa pekan dan bulan terakhir berjalan positif, jadi saya merasa kecewa saja kami tidak bisa memenangi trofi ini untuk jutaan penggemar,” demikian pria 47 tahun ini. (dts/ant)