Kelompok Militer Taliban Balas Serang, 19 Militer Myanmar Tewas

kabarin.co – Kelompok militer dari Taliban mengultimatum serta akan lakukan pembalasan ke Myanmar atas kelompok Islam Rohingya yang ditawan oleh Etnis Myanmar.

Pada saat pengakuannya, kelompok tersebut akan lakukan balas dendam.

“kami hendak membalas dendam atas darahmu yang tertumpah. ”

Juru bicara, ehsanullah meminta pemerintah pakistan hentikan semua kerja sama dengan Myanmar dan tutup kedutaan Myanmar yang ada di Islamabad.

Mereka akui tidak saja melawan dengan politik, tapi mereka juga akan tidak bergaul dengan masyarakat Myanmar.

“bahwa tidak, kami tidak cuma hendak melanda kepentingan burma – – sebutan lain buat myanmar – – di mana juga berposisi, tetapi pula satu persatu masyarakat pakistan yang bergaul dengan mereka, ” katanya.

Taliban serang perbatasan Myanmar, Baku tembak sudah menewaskan 19 tentara Myanmar.

Gerilyawan dari Taliban serang secara mendadak, dan pos pemeriksaan di Myanmar diamankan oleh pihak keamanan tersebut.

“Para militan menyerang sebuah pos keamanan tentara sekitar tengah malam, menewaskan 19 tentara dan dua lainnya luka-luka,” ungkap juru bicara pemerintah. Kamis 1/12/2016 waktu setempat. Dia juga menambahkan, bahwa tujuh tentara diculik dalam serangan itu.

Beberapa tentara militan tewas, mereka juga tidak memberikan info rinci.

Milter sudah kirim pasukan ke daerah itu. dan lakukan operasi untuk selamatkan tentara.

Pegunungan yang berbatasan dengan Pakistan diketahui adalah sarang Taliban. Kelompok tersebut akhirnya evakuasi warga Rohingya untuk awasi korban pembantaian Myanmar.

Pemerintah Myanmar juga tutup berita ini, sampai berita kekejaman tersebut tidak diamini oleh dunia luar.

Bentrokan tersebut terjadi antara Rakhine dan Rohingya yang timbulkan jatuhnya korban jiwa, dan tempat tinggal yang tidak memadai. Mereka sudah diamankan  dalam sweeping di tempat rohingya.

Terkait berita tersebut, internasional mengatakan bahwa etnis rohingya jadi korban perusakan, pelecehan, dan pembunuhan. (nap/jpnn)

Baca Juga:

Jusuf Kalla Sepakat Kunjungan Pemimpin Myanmar Ditunda

PBB : Rohingya Adalah Tragedi Kemanusiaan

Tragedi Penindasan Dan Deskriminasi Terhadap Rohingya Kembali Terjadi