Kian Ironis, Peran Perguruan Tinggi Dituntut Atasi Perilaku Menyimpang Anak Muda Sumbar

Daerah10 Views

Kabarin.co, Padang – Anggota Komisi IV DPRD Sumatera Barat, Evi Yandri Rj Budiman mendorong perguruan tinggi melakukan penelitian terhadap tingginya perilaku menyimpang pada generasi muda belakangan ini.

Dorongan tersebut disampaikannya pada Diseminasi Hasil Kelitbangan dengan tajuk ‘Penggunaan Metode Penelitian Kuantitatif dan Sfotware Atlas TI untuk Penelitian Ilmu Sosial Humaniora,’ pada Jumat, (2/12/2022) di Aula SMK 2 Padang.

“Kita berharap ada perguruan tinggi yang melakukan penelitian. Sehingga kita mendapatkan informasi gejala apa yang terjadi pada kalangan anak muda kita di Sumbar saat ini,” sebutnya.

Diungkapkannya, setidaknya ada empat perilaku menyimpang mengkawatirkan terjadi di Sumbar belakangan ini. Perilaku tersebut sudah tidak mencerminkan Sumbar sebagai daerah yang menganut Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK).

“Ini sangat miris sebenarnya, untuk itu kita butuh hasil penelitian perguruan tinggi. Karena data yang kita peroleh adalah data penelitian yang bisa menjadi acuan,” katanya.

Empat perilaku penyimpang tersebut, pertama tingginya angka lesbian, gay, biseksual, transgender (LGBT). Tercatat mencapai 18 ribu orang terlibat LGBT di Sumbar. Angka itu juga menjadi angka tinggi secara nasional.

Dari hasil penelitian tersebut, katanya sebanyak 14 ribu adalah lelaki suka lelaki. Sisanya sekitar 2.500 orang waria. Kemudian, angka kekerasan seksual pada anak di Sumbar juga sangat tinggi.

Data Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (SIMFONI-PPA) terhitung 31 Oktober 2022, mencatat 371 kasus kekerasan pada anak, dengan rincian kekerasan fisik sebanyak 70 kasus, psikis 77 kasus, seksual 227 kasus, eksploitasi 3 kasus, trafficking 2 kasus dan penelantaran 14 kasus.

Kasus yang terbanyak adalah kekerasan seksual dengan tempat kejadian yang paling banyak terjadi di Rumah Tangga, yakni 226 kasus. Sementara rentang usia korban terbanyak yakni berkisar 13-17 tahun.

Ketiga, tauran. Data Polresta Kota Padang katanya, mencatat ada sebanyak 18 kelompok tauran di Kota Padang. Dari kelompok tauran tersebut terdapat remaja dari umur 18 sampai 21 tahun.

Ironis lagi, dari setiap kelompok terdapat anggotanya perempuan. Maka dalam tauran akan memperebutkan perempuan dari kelompok tersebut, sebagai piala.

Dalam kelompok tauran tersebut juga ada penyimpangan ikutan, seperti narkoba dan seks bebas. Mirisnya, seks bebas ini terindikasi dengan menjadikan anggota perempuan sebagai piala.

“Miris sekali, ini gejala apa. Kenapa mereka bisa berperlaku seperti itu,” dia mempertanyakan di hadapan 60 orang peserta diseminasi dari kalangandosen perguruan tinggi swasta di Sumbar.

Untuk itu, Evi Yandri berharap kalangan perguruan tinggi dapat melakukan penelitian gejala tersebut. Sehingga pemerintah dapat melakukan tindakan yang jelas dan tepat untuk mengatasi perilaku tersebut.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Sumbar, diwakili Sekretaris Balitbang Sumbar, Sunyati mengatakan kegiatan tersebut menghadirkan peserta dari dosen perguruan tinggi swasta di Sumbar.

Peserta diberikan pelatihan menggunakan metode batu dalam menganalisa hasil kajian. Dengan itu, nantinya menghasilkan ilmu terapan yang bias diimplementasi dengan cepat pada masyarakat.

“Sekarang lebih pada penelitian sosial, kita gunakan metode kualitatif. Sesuai juga dengan dorongan dari Anggota DPRD Sumbar,” sebutnya.

Diakuinya, saat ini sesuai dengan RPJMD Sumbar, Pemprov Sumbar lebih banyak melakukan penelitian pada sektor peratian. Meski begitu Balitbang juga mendukung penelitian bidang sosial.