Padang, kabarin.co – Sebanyak lima titik api terdeteksi di perbatasan Kabupaten Pesisir Selatan dengan Provinsi Bengkulu. Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kehutanan Sumbar, Yozarwardi.
“Sesuai dengan Sistem Informasi Deteksi Dini Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan yang Berbasis Aplikasi dan Web (SiPongi), ditemukan lima titik api di Pesisir Selatan, satu terkonfirmasi,” kata Yozarwardi.
Diterangkannya, pada aplikasi Sipongi, terdapat dua warna yang menunjukan adanya titik api, yakni warna kuning dengan tingkat kepercayaan di bawah 80 persen dan warna merah dengan tingkat kepercayaannya di atas 80 persen.
“Titik terkonfirmasi yang warna kuning. Sedangkan warja merah masih dalam pantauan petugas serta koordinasi dengan masyarakat peduli api di daerah,” jelasnya.
Namun menurut Yozarwardi, titik api yang terdeteksi itu, meskipun semua ternyata memang terjadi kebakaran hutan atau lahan, belum akan memberikan efek terhadap memburuknya kondisi udara, apalagi Sumatera Barat secara umum.
“Belum akan ada pengaruhnya untuk kondisi udara secara umum di Sumbar,” ujarnya.
Terkait kondisi udara di Kota Padang yang dinilai menurun dalam beberapa hari terakhir, Yozarwardi belum berani memastikan penyebabnya.
“Yang jelas dalam seminggu terakhir, tidak ada titik api yang terpantau menjadi kebakaran di Sumbar. Baru hari ini terkonfirmasi terjadi di Pessel. Itupun belum akan mempengaruhi Sumbar secara umum. Kita juga belum bisa memastikan apakah ini berasal dari asap kiriman karhutla provinsi tetangga,” katanya.
SiPongi yang dikembangkan Ditjen Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) KLHK merupakan rujukan utama informasi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Indonesia.
Informasi Sipongi menjadi dasar untuk mencegah terjadinya karhutla melalui deteksi dini hotspot/titik panas, serta menjadi sumber informasi paling valid untuk ditindaklanjuti.
(*)