Mantan Pejabat Tinggi di China Dipenjara Seumur Hidup Usai Terima Suap

KabarinAja9 Views

Kabarin.co – Mantan pejabat tinggi keamanan China menghadapi hukuman penjara seumur hidup atas kasus penyuapan dan kejahatan lainnya.

Menurut sebuah pernyataan Pengadilan Rakyat Menengah di Kota Changchun, pengadilan telah menjatuhkan hukuman mati yang ditangguhkan kepada Sun Lijun.

Menurut laporan kantor berita negara China, Xinhua, hukuman mati tersebut akan diubah menjadi penjara seumur hidup setelah dua tahun, tanpa kemungkinan pembebasan bersyarat.

Otoritas China telah mengumumkan serentetan hukuman terhadap tokoh-tokoh tingkat tinggi pekan ini, seiring kampanye anti-korupsi yang meluas menjelang pertemuan politik penting bulan depan.

Dalam pertemuan itu, Presiden Xi Jinping diperkirakan akan mengamankan masa jabatan ketiga yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Pengadilan mengatakan Sun yang sebelumnya menjabat sebagai Mantan Wakil Menteri Keamanan Publik China, telah menyalahgunakan kekuasaannya di sejumlah posisi berpengaruh antara 2001 dan 2020.

Pria berusia 53 tahun itu mengaku bersalah pada Juli lalu karena menerima suap lebih dari 646 juta yuan (91 juta dollar AS).

“(Sun) dirampas hak politiknya seumur hidup dan semua properti pribadi harus disita,” kata pengadilan dalam putusannya pada Jumat (23/9/2022).

Dalam pernyataannya, pengadilan China menyebut pelanggaran lainnya yang dilakukan Sun termasuk memanipulasi pasar sekuritas dan memiliki senjata api secara ilegal.

Diketahui bahwa dalam satu dekade sejak Presiden Xi Jinping naik ke tampuk kekuasaan, dia telah mengobarkan kampanye melawan korupsi di Partai Komunis yang berkuasa.

Sebelumnya pada Kamis (22/9), mantan menteri kehakiman China juga dijatuhi hukuman penjara seumur hidup karena menerima suap senilai lebih dari 117 juta yuan.

Beberapa tokoh pejabat lain yang mendapatkan hukuman penjara belum lama ini termasuk kepala polisi provinsi Shanghai, Chongqing, dan Shanxi.

Pada Kongres Partai terakhir pada tahun 2017, Xi Jinpin berjanji akan terus menargetkan “harimau” dan “lalat”, yang merujuk pada pejabat elit dan birokrat tingkat rendah, dalam perjuangannya melawan korupsi.(pp)