Mengerikan, Harimau yang Dilindungi Ini ‘Diremukkan’ dengan Alat Berat

kabarin.co – Rekaman mengerikan menunjukkan pekerja hutan yang ceroboh menghancurkan harimau yang terancam punah menggunakan alat berat. Pada akhirnya, satwa langka itu mati secara mengenaskan.

Dilansir mirror, Selasa (21/3) harimau itu awalnya coba dilumpuhkan menggunakan bius namun tampaknyanya reaksi memakan waktu yang lama.

Kucing besar itu diyakini telah menewaskan pekerja tambang bernama Bhagwati Devi (33) dan Lakhpat ayah mertuanya ketika ia mencoba untuk menyelamatkannya. Tim penyelamat membius hewan itu dengan obat penenang, tapi saat itu hewan itu tampaknya lama untuk tertidur.

Mereka kemudian menggunakan JCB untuk menjepit harimau itu ke bawah sebelum akhirnya mencoba menjaringnya dari bawah. Aktivis margasatwa mengatakan hewan itu menderita cedera tulang belakang, dan mati dalam perjalanan ke Nainital kebun binatang di India.

Orang yang melihat kejadian saat itu dan juru kampanye satwa liar bernama Kirti Rajan Naik mengecam pembunuhan hewan dilindungi tersebut. Dia juga menyerukan pendidikan lebih kepada pekerja hutan

“Para pejabat kreatif hutan datang dengan ide unik dengan ‘meremukkan’ untuk menyelamatkan harimau itu dan akhirnya membunuhnya. Saya tidak tahu apakah ini yang pejabat tinggi lakukan dengan uang banyak saat memasuki kawasan hutan yang ada harimaunya. Tidak ada peralatan atau pendidikan yang tepat untuk staf.” ungkapnya.

Penduduk setempat mengatakan Sungai Dabka dan Kosi juga ditambang untuk menambang batu, dimana hal itu yang menyebabkan konflik dengan harimau Corbett yang dilindungi yang berada di sekitar. Harimau menyerang sebuah tambang batu di sungai Dabka pada Kamis dan membuat buruh khawatir dan melarikan diri.

Salha satu departemen pekerja hutan yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan harimau terbunuh karena overdosis atau diremukkan.

“Mungkin mereka mencoba untuk menenagkannya dua kali karena tidak segera tertidur dengan segera. Harimau itu juga menderita cedera tulang belakang, mungkin dari JCB (alat berat). Sulit untuk mengatakan apakah itu mati karena overdosis atau cedera atau keduanya.” ungkapnya.

Debabrata Swain, juru bicara Otoritas Konservasi Harimau Nasional mengatakan penyelidikan sedang berlangsung. “Kami akan mencari tahu mengapa Standard Operating Procedure (SOP) tidak diikuti. Selalu ada tekanan dalam situasi konflik tapi kita tidak dapat menggunakan buldozer untuk menangkap harimau.”katanya.  Petugas hutan dan pengawas tidak mau berkomentar apapun menganai hal itu.(*)