Mirip K-Pop Idol, Inilah Pembunuh Paling Sadis di Korea yang Memutilasi dan Memakan Bagian Tubuh Korbannya

kabarin.co – Jakarta, Kasus pembunuhan sadis yang dilakukan oleh Yoo Young-chul bukan hanya dikenal sebagai pembunuh berantai yang sempat mengguncang publik Korea Selatan.

Yoo Young-chul juga dengan tega memutilasi dan memakan hati korbannya, selain dikenal sebagai pembunuh berantai, Ia juga mengaku kanibal.

Dikutip dari detikcom meskipun dia mengaku membunuh 21 orang–kebanyakan pelacur dan orang kaya–Pengadilan Distrik Pusat Seoul memvonisnya atas 20 pembunuhan (satu kasus dibatalkan karena alasan teknis).

Yoo membakar tiga dan memutilasi setidaknya 11 korbannya. Yoo juga mengakui bahwa dia memakan hati beberapa dari mereka.

Dia melakukan kejahatannya antara September 2003 dan Juli 2004. Yoo menjelaskan motifnya membunuh beberapa wanita. Ia yakin bahwa wanita tidak boleh menjadi pelacur.

“Wanita tidak boleh menjadi pelacur, dan orang kaya harus tahu apa yang telah mereka lakukan,” kata Yoo saat itu di hadapan awak media.

Seperti diketahui, Yoo ditangkap terkait dengan pembunuhan dari September hingga Juli 2004 yang menyebarkan kepanikan di Seoul.

Dia ditangkap pada Kamis (17/7/2004) pagi setelah serangan terhadap seorang tukang pijat di Seoul selatan. Dia sempat melarikan diri dari tahanan setelah polisi membuka borgolnya tetapi ditangkap kembali.

Dia dijatuhi hukuman mati pada 19 Juni 2005 oleh Mahkamah Agung. Kasusnya, yang menggemparkan warga Korea Selatan, juga telah memicu perdebatan tentang hukuman mati di Korea Selatan. Meskipun hukuman mati masih diperbolehkan di bawah hukum, itu belum dilakukan sejak 1997.

Pengadilan Distrik Pusat Seoul mengatakan bahwa kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Yoo adalah yang paling banyak dalam sejarah pembunuhan di Korea Selatan.

“Pembunuhan sebanyak 20 orang belum pernah terjadi sebelumnya di negara ini dan kejahatan yang sangat serius. Hukuman mati tidak dapat dihindari untuk Yoo mengingat rasa sakit yang luar biasa yang ditimbulkan pada keluarga yang bersangkutan dan seluruh masyarakat,” ungkap pengadilan Distrik Pusat Soeul. (apt-dtk)