Lestarikan Tradisi dan Alam, Bupati Pasaman Buka Lomba Mandehe HUT ke-80 Kabupaten Pasaman

Pasaman, Kabarin.co — Dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kabupaten Pasaman, Pemerintah Kabupaten Pasaman menggelar Lomba Mandehe yang berlangsung di Lubuk Sikaping, Kamis (9/10/2025).

Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Bupati Pasaman, Welly Suhery, yang turut dihadiri Wakil Bupati, jajaran Forkopimda, kepala OPD, camat, wali nagari, serta tokoh masyarakat dan peserta lomba.

banner 728x90

Dalam sambutannya, Bupati Welly Suhery menyampaikan bahwa Lomba Mandehe tidak sekadar ajang seremonial untuk memeriahkan peringatan hari jadi daerah, tetapi juga menjadi simbol kebersamaan, pelestarian tradisi, serta harmoni antara manusia dan alam di tanah Pasaman.

“Melalui kegiatan ini, kita tidak hanya merayakan, tetapi juga merawat budaya, persaudaraan, serta kelestarian alam Pasaman yang menjadi kebanggaan bersama,” ujar Bupati.

Ia menegaskan, semangat Lomba Mandehe juga mengingatkan pentingnya keseimbangan pembangunan yang tidak hanya berorientasi pada kemajuan fisik dan ekonomi, tetapi juga memperhatikan lingkungan dan nilai-nilai sosial yang hidup di tengah masyarakat.

“Setiap upaya pembangunan akan lebih bermakna bila dilakukan bersama, dengan hati yang tulus dan niat baik. Nilai seperti kepedulian, keseimbangan, dan rasa syukur perlu terus dipupuk agar Pasaman tumbuh sebagai daerah yang maju, namun tetap lestari dan berakar pada kearifan lokal,” tambahnya.

Bupati Welly juga mengapresiasi seluruh panitia, peserta, serta semua pihak yang telah berpartisipasi dan mendukung pelaksanaan kegiatan tersebut. Ia menyebutkan, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan seluruh unsur daerah menjadi kunci kemajuan Pasaman.

“Kemajuan daerah lahir dari kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan rakyat, bukan dari kerja satu pihak semata. Semoga semangat gotong royong dan kebersamaan ini terus hidup serta menjadi teladan di setiap nagari di Kabupaten Pasaman,” tuturnya.

Dengan penuh rasa syukur, Bupati kemudian menutup sambutan dengan pantun:

“Jatuh hanyuik si buah kuini,
Hanyuik ka tapian rang alahan mati.
Mari mandehe, turunlah kini,
Manangkok ikan, basanang hati.”

Setelah pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan turun ke air secara bersama-sama (mandehe basamo-samo), sebagai simbol kegembiraan, pelestarian tradisi, dan wujud kebersamaan masyarakat Pasaman dalam menjaga alam serta mempererat persaudaraan. (Joni)

banner 728x90