Navigasi Jarak Jauh, 5 Pesawat KT-1 Mendarat Di Lanud Halim

kabarin.co-Lima pesawat jenis KT 1 Woong Bee dari Skadron Pendidikan 102 Wing Pendidikan Terbang (Skadik 102 Wingdikterbang) Lanud Adi Sutjipto Yogyakarta mendarat di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta, Jumat, (24/6).

Kedatangan mereka ini adalah dalam rangka melaksanakan penerbangan Navigasi Jarak Jauh (NJJ) bagi Perwira Siswa Sekolah Instruktur Penerbang (SIP) angkatan 75.

SIP angkatan 75 diikuti 12 orang perwira siswa berpangkat kapten, sedangkan pendidikannya dilaksanakan selama 4 bulan, satu bulan Ground School di Skadik 101 Wingdikterbang lanud Adi Sutjipto.

Lima pesawat KT 1 Woong Bee tersebut meliputi, LD 0112 diterbangkan Danskadik 102 Wingdikterbang Lanud Adi Sutjipto Yogyakarta Letkol Pnb Sri Raharjo sekaligus sebagai instruktur, LD 0114 instruktur Mayor Pnb Daryanto dan siswa SIP Kapten Ali, LD 0116 Mayor Pnb Sony Aji P dan Kapten Pnb Okvan, LD 0117 Mayor Pnb Yulianto dengan Kapten Pnb Jumino sementara LD 0106 diterbangkan Kapten Dika dan Kapten Pnb Fariana sebagai sisw SIP 75.

Menurut Kaflightlin I Skadik 102 Wingdikterbang Kapten (Tek) Aris Setiawan sebagai perwira tertua yang berada di Lanud Halim selama pelaksanaan NJJ menyampaikan, bahwa NJJ dilaksanakan selama lima hari sejak hari senin hingga jumat.

Menurutnya, masing-masing perwira siswa SIP harus menyelesaikan penerbangan 4 sortie dengan menempuh penerbangan dari Lanud Adi Sutjipto menuju Lanud Halim Perdanakusuma dan kembali dari Lanud Halim Perdanakusuma menuju Lanud Adi Sutjipto Yogyakarta dengan lama penerbangan tiga jam.

Selanjutnya para perwira siswa SIP angkatan 75 setelah menyelesaikan pendidikan akan melaksanakan tugas sebagai instruktur penerbang di Skadik 101 yang mengoperasikan pesawat latih Grob dan Skadik 102 dengan mengoperasikan pesawat KT 1 Woong Bee.
Demikian seperti dirilis Dispen AU.

KT-1 atau Korean Trainer 1 adalah pesawat latih militer bermesin turboprop buatan Korean Aerospace Industry (KAI), Korea Selatan.

Pengembangan pesawat rancangan korea pertama ini dimulai pada 1988 oleh KAI dan ADD, pesawat bermesin turboprop ini adalah pesawat pertama dikelasnya yang sepenuhnya dirancang oleh komputer.

Pesawat ini dirancang untuk pelatihan penerbangan akrobatik dan sistem penerbangan kontrol komputer. Di korea pesawat ini dibuat untuk menggantikan T-37 dan T-41.

Pada April 2003 Korea selatan menjual pesawat KT-1B ini kepada TNI AU Indonesia. KT-1B merupakan varian khusus ekspor bagi Indonesia.

KT-1B adalah KT-1 yang dimodifikasi sehingga memungkinkan pilot untuk mempersiapkan ketrampilan menerbangkan pesawat tempur jet supersonik dan bisa dilengkapi dengan persenjataan ringan untuk pertempuran.

KAI pada akhir 2003 mengirimkan tujuh peswat plus spare part ke Indonesia dan juga menyediakan pelatihan bagi pilot dan mekanik Indonesia untuk menerbangkan dan merawat pesawat ini dibawah kontrak lump-sum 60 juta dolar AS. Pada 2006 TNI AU kembali membeli 12 pesawat KT-1B.(mas)