kabarin.co – Tewasnya Catur Julianto (32) telah meninggalkan duka mendalam sepakbola Indonesia. Sosok yang dikenal sebagai seorang suporter setia Timnas Sepak Bola Garuda itu kini telah tiada.
Mirisnya, insiden petasan yang mengenai muka di bagian pelipis sebelah kirinya menyebabkan Catur menghembuskan nafas terakhir saat pertandingan persahabatan antara Indonesia kontra Fiji di Stadion Patriot, Kota Bekasi, Sabtu (2/9) sore.
Nur Hasan (50), mertua Catur, menceritakan bahwa menantunya tak pernah melewatkan momen untuk menonton secara langsung penampilan Timnas baik di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) maupun di Stadion Patriot Kota Bekasi. Ia mencintai sepak bola Indonesia sejak Timnas dipunggawai oleh Irfan Bachdim.
“Dia izin (mau menonton) ke istrinya karena memang penggemar bola, PSSI. Timnas saja bukan klub. Setiap timnas main kalau ada pertandingan dia pasti nonton, asalkan masih di Jakarta atau Bekasi,” kata Hasan di rumah duka, Jalan Kampung Sumur, Duren Sawit, Jakarta Timur, Sabtu (2/9).
Dari rumah, Catur berangkat bersama dua orang adik iparnya bernama Haikal (13) dan Taufik Hidayat (13). Usai pulang bekerja pada jam 13.00, pria yang berprofesi sebagai marketing di sebuah perusahaan swasta yang terletak di Cakung ini langsung berangkat naik taksi online menuju Bekasi.
Hasan kaget ketika mendapatkan telepon dari Haikal yang menyebutkan bahwa Catur mengalami kecelakaan. Sontak ia bersama orang tua beserta istri Catur langsung menghampiri mereka ke RS Mitra Keluarga Bekasi.
“Saya sudah firasat kalau Catur sudah ngga ada. Ternyata benar, pas saya sampai, (Catur) sudah meninggal. Luka bakarnya di muka sebelah kiri,” ungkapnya, seperti diwartakan warta kota.
Catur meninggalkan seorang istri bernama Nur Mila Yasmi (27) beserta seorang anak laki-laki bernama Hafidz yang masih berusia 2 tahun.
Rencananya, jenazah Catur akan disemayamkan di TPU Kober Budaya yang terletak tak jauh dari rumah duka pada Minggu (3/9) ini sekitar jam 10.00.(*/wk)
