Panglima TNI Benarkan Dua Sandera Abu Sayyaf Lolos

kabarin.co-Warga Negara Indonesia bernama Ismail, yang telah sekian lama disandera Militan Abu Sayyaf berhasil meloloskan diri dan ditemukan oleh Pasukan Filiphina.

Menurut laporan militer Filiphina, Ismail ditemukan di Bual, Luuk, provinsi Sulu, sembilan jam setelah ditemukannya Muhamad Sufyan, satu dari tujuh awak TB Charles yang diculik kelompok Abu Sayyaf.

Dikutip kantor berita Reuters, dalam pengakuannya Ismail mengatakan bahwa ia adalah korban penculikan Abu Sayyaf dan merupakan kepala nakoda kapal tunda TB Charles yang dirompak oleh kelompok teroris Abu Sayyaf, kata Mayor Filemon Tan, juru bicara Komando Mindanao Barat, Angkatan Bersenjata Mindanao.

Kabar lolosnya dua sandera Abu Sayyaf ini juga dibenarkan oleh Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. “Informasi tersebut sudah saya cek, Mohammad Sofyan dan ismail sekarang sudah berada di Sambo, sedang di cek kesehatannya oleh tim medis,” ujar Panglima TNI.

Menurut Panglima TNI, ini adalah kerja dari Pemerintah Filipina yang mempunyai komitmen membebaskan sandera, mereka melakukan pengepungan sehingga dua ABK ini bisa lolos. “Mudah-mudahan yang lainnya juga bisa segera dibebaskan,” harapnya.

Panglima juga menegaskan bahwa, Pemerintah Republik Indonesia tetap tidak akan membayar tebusan yang diminta oleh kelompok Abu Sayyaf, dan meminta perusahaan juga sejalan dengan Pemerintah. Kalau memang tidak bayar ya tidak bayar, karena kita bukan bangsa kambing yang mudah diperas. Demikian ditegaskan Panglima TNI usai penganugerahan Tanda Kehormatan kepada 78 Pati TNI di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (18/8/2016).

“Saya punya keyakinan bahwa kepemimpinan Presiden Filipina Rodrigo Duterte pasti mampu mengatasi permasalahan penyanderaan Warga Negara Indonesia oleh kelompok Abu Sayyaf,” ujar Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

Menyangkut masalah pembebasan sandera, Panglima TNI menegaskan bahwa Pemerintah Filipina mempunyai komitmen kuat akan berupaya keras mengakhiri tindakan kriminal yang sering terjadi di Laut Sulu.

“Saya tidak pernah menyarankan gencatan senjata, tapi Pemerintah Filipina melalui Presiden Duterte menelpon kepada Presiden Jokowi agar pemerintah Indonesia memberi kesempatan kepada Pemerintah Filipina untuk membebaskan sandera tersebut,” pungkas Panglima TNI. Dari berbagai sumber.(mas)