Pengamat Universitas Khairun : Pemda Harus Intensif Menyosialisasi KUR

kabarin.co, Ternate – Pengamat Universitas Khairun (Unkhair) Ternate, Thamrin Ibrahim mengatakan, pemda harus intensif menyosialisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk nelayan, meski anggaran kecil.

“Kami berharap adanya perhatian bagi nelayan dalam mengembangkan potensi, sehingga kebijakan KUR bagi nelayan bisa meningkatkan operasional dan peningkatan pendapatan,” katanya di Ternate, Selasa (6/12/2016).

Menurutnya, Malut memiliki geografis yang besar merupakan laut, oleh karena itu sosialisasi cukup sulit, namun itu hak nelayan yang tidak boleh diabaikan.

“Pasti ada jalan, jika benar-benar mau,” katanya.

Thamrin mengapresiasi adanya upaya untuk memberi asuransi untuk nelayan.

“Dari data yang diterima untuk Malut baru 11 ribu lebih, padahal targetnya lebih dari itu, senergitas itu yang sangat penting, dari Jasindo, instansi yang terkait seperti DKP Malut itu harus mengoptimalkannya,” katanya.

“Sebab, ada beberapa DKP Kabupaten/Kota yang sudah kami hubungi namun mereka kurang respon dan mungkin kendalanya adalah terkait dengan anggaran dan juga karena letak geografis daerah-daerah sehingga kurang maksimal,” katanya.

Dia mengimbuhkan, apalagi ini adalah program pemerintah yang gratis, jadi diharap untuk semua nelayan di Malut memiliki asuransi.

“Dengan begitu para nelayan ini ketika mereka melaut lebih nyaman dan lebih kegiatan melaut lagi, sehingga jika mereka sering melaut, otomatis hasil tangkapanpun akan lebih banyak dan itu berpengaruh terhadap pendapatannya,”katanya.

Nelayan yang telah didaftarkan dan memiliki kartu Asuransi di Ternate sekitar 2.554 orang, Halsel, 2.088, Kepulauan Tidore, 198, Morotai 1.798, Halteng 990, Halbar 842, Kepulauan Sula 683, Taliabu 380, dan Haltim 344, dengan jumlah 11.773.

“Ada beberapa kabupaten yang agak sulit karena terkendala oleh geografis, seperti Kepulauan Sula, Taliabu dan Haltim,” katanya. (nap/war)

Baca Juga :

Rupiah Masih Lanjut Melemah

Melemah, Rupiah Kembali Mendekati Rp 13 Ribu

Dana Asing yang Masuk Indonesia Sampai September Mencapai Rp 151 Triliun