Perayaan Tahun Baru di Sumbar “Dingin” dan tak Seheboh Tahun Sebelumnya

kabarin.co – Penyambutan pergantian tahun di beberapa kota dan Kabupaten di Sumbar, terpantau tak seheboh tahun-tahun sebelumnya. Bahkan di sejumlah kota terlihat “dingin”.

Adanya himbauan pemuka agama dan Pemerintah Daerah agar warga memilih tinggal di rumah, cukup mempengaruhi antusias warga. Ditambah hujan yang turun merata di sejumlah daerah di Sumbar sejak sore hari, juga menyebabkan masyarakat enggan merayakan pergantian tahun di luar rumah.

Di Kota Padang, Pantai Padang yang biasanya jadi pusat perayaan pergantian tahun memang cukup ramai. Tetapi terlihat sekali tak seramai tahun lalu. Arus lalu lintas di kawasan itu cukup padat, sementara tahun lalu macet total.

Warga tampak memenuhi sejumlah kafe dan restoran di pusat kota. Pusat-pusat perbelanjaan juga ramai, karena banyak tawaran potongan harga. Sementara di pinggiran kota tampak seperti biasa. Bahkan terkesan sepi.

Sementara di Payakumbuh, seperti diwartakan hariansinggalang.co.id, jalur-jalur utama dipenuhi kendaraan, tetapi tidak ada kemacetan. Warga lebih banyak memenuhi kafe-kafe di pusat Kota, ketimbang berpesta kembang api.

Kondisi yang sama juga terpantau di Muaralabuh, Solok Selatan. Warga terkonsentrasi di beberapa titik di pusat kota, meski diguyur hujan. Sedangkan di Lubuk Basung terbilang sepi, karena hujan lebat mengguyur kawasan itu malam ini.

Di Kota Solok, sedikit berbeda, gerimis ternyata tak menyurutkan langkah warga untuk merayakan malam pergantian tahun di Kota Solok. Sejumlaah lokasi di pusat Kota Solok ramai sejak pukul 20.00 WIB.

Keramaian perayaan tahun baru terpusat di Simpang Surya Pasar Raya Solok dan sebahagian lagi warga tampak memadati RTH (ruang terbuka hijau) Kota Solok, seperti taman Syech Kukut di pusat kota.

Malam pergantian tahun di Kota Solok. (foto: oky/sgl)

Hanya saja, malam pergantian tahun ini, menjadi “musibah” bagi pedagang musiman terompet dan kembang api yang dijumpai disejumlah titik di Kota Solok. Yeni salah satu pedagang terompet mengaku dagangan yang dijejernya dari pagi itu masih sepi pembeli sampai sore hari. “Baru satu dan dua pembeli,” tuturnya.

Di Padang Panjang, nyaris tak ada terlihat perayaan pergantian tahun seperti tahun-tahun sebelumnya. Biasaya, pas hitung mundur ke titik 00.00, pesta kembang api bersileweran, tapi kali ini hanya satu dua terlihat.

“Mungkin warga semakin menyadari, bahwa perayaan tahun baru masehi ini lebih banyak mudarat-nya. Kalau saya pribadi dan keluarga, tahun baru saya adalah 1 Muharram. Alhamdulillah.”ujar Enny, salah seorang warga kota berjuluk Serambi Mekah itu.(*/RMO)