PT. Bank Mandiri Taspen Terus Memacu Segmen Bisnis Pensiunan

kabarin.co Jakarta, — PT Bank Mandiri Taspen Pos (Bank Mantap) terus memacu segmen bisnis pensiunan di sejumlah lembaga, tak terkecuali pensiunan TNI/Polri, serta Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Kementerian Pertahanan dan Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Untuk melancarkan strateginya tersebut, anak usaha Bank Mandiri, Taspen, dan Pos Indonesia itu menggandeng PT Asabri (Persero), perusahaan asuransi sosial BUMN pengelola dana pensiunan PNS, TNI/Polri.

Direktur Utama Bank Mantap Nixon L P Napitupulu mengatakan, dalam kemitraan itu Bank Mantap akan menyediakan layanan fasilitas non-setoran awal, fasilitas ATM untuk penarikan uang pensiun, termasuk fasilitas kredit yang disediakan oleh Bank Mantap.
Dengan demikian, fasilitas kredit atau pembiayaan tersebut diharapkan tetap dapat diberdayakan sebagai kegiatan wirausaha oleh para pensiunan.

“Menurut survei kami, para pensiunan kurang lebih hampir 70-80 persen setelah pensiun ingin buka usaha. Karena, untuk memperbesar arus kas-nya yang berkurang. Nah, usaha yang paling banyak dan mudah dilakoni oleh para pensiunan biasanya tidak terlalu rumit dan sesuai dengan hobi mereka. Biasanya tidak jauh-jauh dari kulakan,” ujarnya, Senin

Fokus Melayani Pensiunan

Saat ini, Bank Mantap telah melayani 33 ribu nasabah pensiunan, dengan 18 ribu debitur. Menurut Nixon, dengan fokus bermain di segmen pensiunan, Bank Mantap masih mampu mempertahankan kinerja di tengah perlambatan laju kredit industri perbankan nasional.

Per kuartal III 2016, penyaluran kredit yang dibukukan oleh perseroan mencapai Rp3,98 triliun atau naik 198,35 persen secara yoy dengan pertumbuhan kredit tertinggi pada segmen pensiunan yang mencapai Rp1,89 triliun atau meningkat 2.469,20 persen secara yoy.

Perseroan mengklaim telah mengelola dana para pensiunan berbagai instansi dan lembaga negara, serta korporasi di Tanah Air. Dari aktivitas itu, Bank Mantap telah menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp4,21 triliun pada akhir Oktober 2016 atau tumbuh 265 persen dari periode yang sama tahun lalu.

“Karena kami mainnya spesifik, yaitu di pensiunan dan UMKM, rasanya dari sisi kita penetrasi marketnya kami masih tumbuh. Belum terlalu terimbas dari kondisi makro yang terjadi saat ini. Kami tumbuh, bahkan 180 persen kreditnya masih dalam satu tahun. NPL (nonperforming loan/NPL) turun terus, dan terjaga di 0,51 persen. NPL net-nya mungkin 0,000 sekian persen,” tuturnya.

Dalam jangka panjang, Bank Mantap belum berencana untuk menggarap sektor lain, seperti segmen ritel. Untuk terus mendapatkan kepercayaan para nasabah, bank yang masuk kelompok Bank Umum dengan Kegiatan Usaha (BUKU) I itu pun menggunakan instrumen suku bunga untuk menarik nasabahnya.

“Kami belum mau main ke sektor lain. Kurang lebih sampai 3-4 tahun kami akan fokus di sektor ini dulu. Kami juga sedang masuk perlahan-lahan ke dana pensiun (Dapen) BUMN dan memasang strategi. Jualannya kami yaitu suku bunganya bersaing, harganya murah dan pelayanannya bagus,” pungkasnya. (cnn)