Punya Rasa yang Khas, Kopi Sumbar Diminati di Amerika dan Eropa

Agribisnis26 Views

Kabarin.co, Padang-Ekspor kopi Indonesia pertahunnya mampu mencapai 600 ribu ton. Sumbar termasuk salah satu penyumbang ekspor tersebut.

Hal itu dikatakan Ketua Dewan Kopi Indonesia (Dekopi) Pusat Dr. Ir. H Anton Apriyantono usai meresmikan Sekretariat Dekopi Sumbar di Kamtumi Kafe, Rabu (23/3/2022).

Kedatangannya juga dalam rangkaian peringatan Hari Kopi Nasional yang dipusatkan di Kota Solok pada (23-24/3).

Ia menambahkan, Sumbar termasuk salah satu daerah penghasil kopi terbaik di Indonesia.

Menurutnya, mengekspor kopi bukan cara terbaik, karena kebutuhan kopi dalam negeri sendiri saat ini sangat tinggi.

“Lebih baik hasilkan kopi, daripada mengekspor. Penuhi kebutuhan dalam negeri,” ujarnya.

Ia menambahkan, saat ini sudah banyak bermunculan kafe-kafe yang menyuguhkan kopi nusantara. Pelakunya sendiri yakni kaum milenial. Tentu kondisi itu semakin memperkuat kalau kopi para petani harus memenuhi kebutuhan dalam negeri dulu.

Bahkan untuk idustri kopi besar di Indonesia, saat ini malah masih mengimpor kopi dari Vietnam, karena ketersediaan kopi dalam negeri masih belum mencukupi untuk industri pabrik.

Ia sendiri tidak menampik, kopi-kopi asal Indonesia yang berkualitas menjadi incaran negara luar untuk dikonsumsi.

Untuk itu ia berharap, petani kopi yang menjadi p<span;>enghasil biji kopi bisa menjadi penghasil produk kopi.

“Di hulu tingkatkan produktivitas di hilir hasilkan produk berkualitas,” pungkasnya.

Ketua Dewan Kopi Indonesia (Dekopi) Sumbar Fajarudin mengatakan, produksi dari Sumbar bahkan sebagian diantaranya juga sudah menembus pasar luar seperti Amerika hingga negara-negara Eropa. Bahkan kopi-kopi dengan kualitas terbaik langsung dipesan hingga ke daerah penghasil.

Ia menambahkan, beberapa daerah penghasip kopi terbaik itu seperti di Kabupaten Solok, Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Tanahdatar yaitu di Pariangan dan Salimpauang.

Di Kabupaten Agam di sekitar Lasi dan Situjuah, dan Kabupaten Pasaman Barat di Talamau. Pengembangan memperhitungkan kesuburan tanah, ketinggian, suhu dan iklim.

Ia menyebut, luas perkebunan kopi di Sumbar mencapai  27 ribu hektare. Sementara produksi kopi mencapai 17 ribu ton per tahunnya.

“Sebanyak 20 persen diantaranya adalah kopi arabika yang tumbuh di dataran tinggi. Sementara 80 persen lainnya merupakan kopi robusta,” katanya di Padang, Rabu (23/3).

Produksi kopi di Sumbar ini menurutnya sebanyak sekitar 80 persen dijual di dalam negeri seperti di Sumbar sendiri dan daerah lain terutama di Jakarta.

Sebanyak 20 persennya diekspor keluar negeri ke berbagai negara seperti Amerika, Australia, dan negara Eropa seperti Inggris dan Skotlandia.(*)