“Rakyat akan Turunkan Jokowi Jika Biarkan Ahok Jadi Duri Dalam Daging NKRI”

Opini7 Views

kabarin.co – Secara antropologi, sudah menjadi takdir NKRI adalah negara heterogen dengan berbagai adat budaya, agama, suku dan ras.

Dan adalah kerelaan umat muslim saat bersedia menghapus tujuh kata dalam piagam Jakarta demi berdirinya NKRI.

Sebagai bangsa yang bhinneka, maka bagi bangsa-bangsa lain akan selalu melihat peluang dan cara untuk melakukan adu domba (devide et impera) untuk menguasai NKRI.

Dalam sejarah pra kemerdekaan, VOC melakukan politik memecah belah tokoh-tokoh Nusantara menggunakan aksi isu atau provokasi, propaganda, desas desus, bahkan fitnah kepada para pemimpin kerajaan nusantara untuk kemudian diadu dalam perang atau permusuhan dan akhirnya dikuasai.

Cara politik pecah belah VOC adalah dengan memberi previllege ekonomi kepada suatu kelompok politik yang bertujuan untuk lebih percaya ke Belanda dari pada ke kerajaannya sendiri untuk selanjutnya menjadi duri dalam daging sebuah kerajaan.

VOC juga mendatangi para tokoh-tokoh untuk menawarkan posisi-posisi dalam kekuasaan VOC dengan syarat mereka mau melawan para penentang VOC.

Ini lah yang terjadi dalam NKRI saat ini, ketika Jokowi memberikan keistimewaan pada seorang Ahok yang dianggap umat muslim telah menistakan agama terkait surah almaidah 51 dalam kampanye terselubung di Kepulauan Seribu. Tapi ini bukan satu-satunya keistimewaan. Tidak bertindaknya KPK meski sudah ada laporan BPK bahwa ada kerugian negara terkait pembelian lahan RSSW juga merupakan keistimewaan pada Ahok. Juga pada izin reklamasi, meski sudah dihentikan oleh Menkon Rizal Ramli, tetapi dilanjutkan lagi oleh Menko Luhut. Ini bukti-bukti Jokowi memberi keistimewaan pada Ahok.

Lalu apa dampak dari ini semua? Ketika rakyat marah, justru rakyat difitnah sebagai pemecah belah bangsa. Padahal kemarahan ini adalah reaksi atas fakta ketidak adilan. Sesungguhnya Jokowi telah menjadikan Ahok sebagai duri dalam daging NKRI. Jika duri itu tidak dibuang, percayalah Rakyat akan melawan Jokowi.

Politik pecah belah bangsa ini adalah produk asing, yang tak kan sukses jika tidak ada pihak yang bodoh dan haus kekuasaan sehingga mereka lebih suka bekerja sama dengan asing dan menindas bangsanya sendiri.

Tetapi sejarah akan mencatat, ada sebagian besar rakyat yang terus menerus berjuang sementara di sisi yang lain berbaris komunitas-komunitas yang sedang asyik menikmati rejeki hasil pengkhianatan.

LAWAN !!!

Jakarta, 19 Nov 2016

Oleh : Gde Siriana (Soekarno Institute for Leadership)

Baca Juga:

Jokowi adalah “bagai mencabut rambut dari tepung.”

Dari Kasus Penistaan Agama Menjadi Krisis Kepemimpinan

Jika Ahok Tidak Diproses Hukum, Negara Gagal Menegakkan Keadilan