“Rumah Gadang Randang” Hadir di Padang, dari Rendang Daging Sampai Rendang Jengkol

Kabarin.co – Rendang adalah masakan khas Minang yang sudah sangat populer, tak hanya di lingkungan Nusantara, tapi juga sudah mendunia. Bahkan masakan rendang telah dinobatkan sebagai masakan terlezat peringkat pertama dalam daftar World’s 50 Most Delicious Foods menurut survei CNN International pada tahun 2011.

Hal itu sekaligus semakin menobatkan Ranah Minang sebagai salah satu ‘surga” kuliner di Indonesia. Soal rendang, menurut penelitian Prof. Dr. Nur Irdawati Lipoeto, MSc, Phd, Rendang adalah makanan tradisional yang sehat, berkat bumbu-bumbunya yang bahkan berkhasiat untuk kesehatan.

Hal tersebut menjadi inspirasi bagi para pegiat kuliner Minang di bawah naungan IKABOGA Kota Padang bersepakat membentuk “Rumah Gadang Randang”. Ide ini menitikberatkan pada sosialisasi dan promosi randang serta makanan khas Sumatera Barat.

Rumah Gadang Randang, yang akan launching Sabtu (4/6) dan akan diresmikan oleh Walikota Padang, Mahyeldi Ansharullah, akan menampung produk rendang dari berbagai daerah di Sumatra Barat, mulai dari rendang daging, paru, ayam, bebek, belut sampai rendang jengkol.

Ketua Koperasi IKABOGA Padang, Hj. Marnis Baharudin mengatakan ide mendirikan pusat kuliner rendang ini menorehkan cerita dan perjalanan yang cukup panjang. Berawal dari cerita duka gempa Sumbar tahun 2009, ketika ibu-ibu para pegiat kuliner korban gempa dahsyat mendatangi dan berkumpul di Bank Indonesia Padang.

“Tempat dan alat produksi kuliner kami luluh lantah. Pasar tempat kami berjualan rata dengan tanah. Kami luluh ditelan bencana yang tak terduga itu. “Alhamdulillah, pertemuan siang itu memunculkan sebuah semangat. Mereka bertekad untuk bangkit. Semangat itu beri nama Minang Kuliner.”ujarnya membuka cerita.

Tekad tersebut mendapat dukungan dari Romeo Rissal Panjialam, yang saat itu menjabat Direktur Regional Bank Indonesia (BI) Wilayah VIII yang berkantor di kota Padang dengan ruang lingkup empat provinsi, yakni Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau dan Jambi. Kini, bankir profesional itu tercatat sebagai penasehat Koperasi IKABOGA Padang.

Disebutkannya, semangat itu diniatkan untuk membantu menghijrahkan mereka dari pemasak menjadi Pengusaha. Dari Pekerja menjadi Entrepreneur. Mereka belajar dan berusaha keras menjadi entrepreneur. “Tertatih memang, tapi mereka bangkit dalam kebersamaan. Akhirnya beberapa anggotapun sudah memiliki toko sendiri. Mereka telah hijrah dari pemasak menjadi Pengusaha.”

“Dengan brand Minang Kuliner, para wanita tangguh yang sering saya beri julukan sebagai the Golden Girls itu (film seri kesukaan saya thn 1980an) mendirikan Outlet Minang Kuliner. Mereka memperkenalkan masakan khas Ranah Minang secara bersama-sama. Kompak, seiya sekata.”

Dalam perjalannya, pada pertemuan di outlet Minang Kuliner Raden Saleh 2013, muncul tekad untuk mensosialisasikan “Gerakan Makan Randang’. “Tapi kami terkendala karena untuk dipasarkan ke luar kota, rendang hanya tahan tiga minggu. Jadi sulit memasarkannya.”

Walau begitu, The Golden Girls tidak berhenti. Mereka terus berinovasi berinovasi. “Mulai tahun ini, Alhamdulillah Koperasi IKABOGA berhasil menciptakan rendang lezat yang bisa awet sampai 6 bulan tanpa bahan pengawet sama sekali. Ya tanpa bahan kimia sama sekali. Halalan toyhiban.”

Mulai Juni 2016 ini , dengan semangat Minang Kuliner yang tetap menggelora, tetapi dengan konsep yang lebih menarik dan modern, akhirnya sudah terbentuk produk bersama dengan brand “Randang Padang” .

Dengan niat “memasyarakatkan Randang” dengan tema Basamo Mangko Manjadi, maka Rumah Gadang Randang yang beralamat di Jalan Ahmad Yani 53, Kota Padang, dapat diresmikan. Diharapkan tempat ini bisa menjadi salah satu monumen kuliner Sumbar yang sudah mendunia.(RMO)