Selamat Hari Kartini Wanita Indonesia

kabarin.co – Hari ini, Jumat (21/4) menjadi peringatan Hari Kartini “Habis Gelap Terbitlah Terang”, kalimat tersebut sangat melekat pada sosok wanita jawa bernama Raden Ajeng Kartini.

R.A Kartini merupakan pahlawan wanita Indonesia yang memperjuangkan emansipasi wanita. Lahir di Jepara Jawa Tengah, pada tanggal 21 April 1987. Kartini sendiri merupakan sosok putri dari bangsawan Jawa.

Selamat Hari Kartini Wanita Indonesia

Kartini hanya dapat merasakan pendidikan di bangku sekolah sampai usianya 12 tahun, lantaran pada saat itu seorang wanita tak boleh mengeyam pendidikan lebih tinggi dari pria. Saat bersekolah Kartini diperbolehkan bersekolah di ELS (Europeesche Lagere School), di sekolah tersebutlah Kartini bahasa Belanda.

Usai ia tak lagi boleh lagi sekolah saat usianya 12 tahun lantaran harus dipingit dirumahnya. Kartini pun mulai belajar sendiri Bahasa Belanda dan menulis surat untuk sahabat-sahabat penanya yang di Belanda.

Salah satu sahabat pena yang mendunggnya adalah Rosa Abendanon. Berkat Rosa, Kartini mulai banyak mendapat ilmu berkat buku-buku, koran dan majalah Erofa yang ia baca. Kartini mulai tertarik pada kemajuan berpikir wanita Eropa. Sehingga timbullah keinginan untuk memajukan wanita pribumi, lantaran ia melihat bahwa wanita pribumi berada pada statusa soaial yang rendah pada saat itu.

Tapi pada saat itu, Kartini diminta menikah oleh orang tuanya dengan Bupati Rembang, KRM Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, yang sebelumnya telah menikah tiga kali. Kartini emnikah pada 12 November 1903. Usai menikah, Kartini pun mengungkapkan  keinginannya untuk memperjuangkan emansipasi perempuan.

Suaminya pun mengerti keinginan Kartini sehingga membebaskan dan mendukung Kartini untuk mendirikan sekolah perempuan di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor Kabupaten Rembang yang kini dikenal sebagai Gedung Pramuka.

Pada tanggal 13 September 1904, lahirlah anak pertama Kartini yang bernama Soesalit Djojoadhiningrat. Tapi sayang, beberapa hari kemudian usai ia melahirkan anak pertamnya, pada 17 September 1904, Kartini meninggal di usia 25 tahun.

Kartini dimakamkan di Desa Bulu, Rembang. Berkat kegigihan Kartini untuk memperjuangkan emansipasi wanita, sebuah Sekolah Wanita didirikan di Semarang pada 1921 oleh Yayasan Kartini. Seiring dengan berjalannya waktu, “Sekolah Kartini” terus berkembang dan hadir di kota lain seperti Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, dan Cirebon.

Yayasan Kartini didirikan oleh keluarga Van Deventer, seorang tokoh Politik Etis. Hingga kini, nama Raden Ajeng Kartini masih harum terkenang oleh seluruh masyarakat Indonesia khususnya kaum perempuan. Untuk memperingati perjuangan Kartini agar kaum perempuan bisa mendapatkan hak-haknya, setiap tanggal 21 April yang merupakan tanggal lahir Kartini, selalu diperingati oleh seluruh masyarakat Indonesia. (epr/mp)

Baca Juga:

MOVIE REVIEW: Surat Cinta untuk Kartini, Sebuah Perkenalan Ulang

Suara Rintihan Kartini yang Membuat Pilu, Terkena Stroke Selama 1 Tahun