“SI-DIKER” (Generasi Pendidik Berkarakter)

Opini18 Views

“SI-DIKER” (Generasi Pendidik Berkarakter) Sebagai Wujud Kontribusi Untuk Indonesia Jika Aku Menjadi Lulusan dengan Menggunakan Teori Analogi “KAPAN (Matematika Terapan)” Sub-Tema Aljabar Limit Fungsi 

Oleh : Johan Winarwan Nawawi  

 

“Pendidikan adalah senjata paling ampuh untuk mengubah dunia” (Nelson Mandela) 

Banyaknya hambatan dalam pembangunan negara masih menjadi masalah serius  yang harus dihadapi Indonesia saat ini. Salah satu faktor penghambat pembangunan  Indonesia adalah masalah di sektor pendidikan. Ahmad D. Marimba mengemukakan  bahwa pendidikan ialah suatu proses bimbingan yang dilaksanakan secara sadar oleh  pendidik terhadap suatu proses perkembangan jasmani dan rohani peserta didik, yang  tujuannya agar kepribadian peserta didik terbentuk dengan sangat unggul. Di samping  itu seorang anak sulit bisa mendapatkan kepribadian unggul dan ilmu pengetahuan mengenai kemana arah mereka akan melangkah untuk menggapai cita-citanya tanpa  menjadi seorang siswa atau siswi. Menurut Nata (dalam Aly, 2008) mengatakan bahwa  siswa atau murid didefinisikan sebagai orang yang berkeinginan untuk mendapatkan  ilmu pengetahuan, pendidikan, keterampilan, pengalaman, kepribadian, dan lainnya  yang akan menjadi bekal hidupnya agar bahagia dunia dan akhirat dengan jalan yang  sungguh-sungguh. Dengan demikian seorang anak harus mendapatkan tuntunan dan  bimbingan dari orang yang lebih tahu akan soal ilmu, baik itu dari lingkungan keluarga,  masyarakat, dan lebih utamanya di lingkungan sekolah sebagai tempat pembelajaran  formal. Di lingkungan sekolah siswa dapat memperoleh wawasan dan arahan dari  seorang tenaga pendidik atau guru. 

Guru memegang peranan penting dalam dunia pendidikan karena guru adalah  kunci utama dari pendidikan dan pembelajaran di lingkungan belajar khususnya sekolah sebagai tenaga pendidik. Dijelaskan di dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem  Pendidikan Nasional bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksankan proses pembelajaran, melakukan pembimbingan dan  pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi  pendidik pada perguruan tinggi. Akan tetapi fakta di lapangan permasalahan yang  timbul dan belum sepenuhnya teratasi oleh pemerintah saat ini adalah kurangnya tenaga  pendidik yang kompeten, berkarakter unggul, dan dapat menjadi teladan bagi peserta  didik.  

Negara Indonesia sangat membutuhkan tenaga pendidik yang dapat  merencanakan dan merealisasikan proses pembelajaran yang mengarah pada  pembentukan kepribadian siswa yang berkarakter unggul dan berwawasan luas.  Sehingga kedepannya siswa-siswi dapat menjadi generasi muda penerus yang dapat  membawa Indonesia ke arah yang lebih baik. Lantas bagaimana cara agar bisa menjadi  kontributor tenaga pendidik yang kompeten dan berkarakter unggul? 

Berdasarkan pemaparan permasalahan di atas, penulis memberikan tanggapan  mengenai upaya menjadi guru yang kompeten dan berkarakter unggul melalui  pendekatan ilmu matematika terapan. Cabang ilmu matematika terapan yang penulis  gunakan di sini yaitu aljabar. Aljabar didefinisikan sebagai suatu cabang matematika  yang mempelajari konsep atau prinsip penyederhanaan serta pemecahan masalah  menggunakan simbol atau huruf tertentu. 

Materi aljabar yang digunakan adalah Limit. Limit, lima f(x) = L dibaca limit  fungsi f(x) untuk x mendekati a = L. Dapat dijabarkan, jika guru yang kompeten dan  berkarakter dianalogikan sebagai f(x), maka x mendekati a adalah peranan dan tugas  dari calon SI-DIKER (Generasi Pendidik Berkarakter) untuk menjadi lulusan yang  kompeten dari generasi muda. Sehingga dapat diharapkan tercipta penerus bangsa yang  cerdas, bermoral, dan berkarakter yang dapat membangun negara ke arah yang lebih  baik. 

Pasal 28 ayat 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005  tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa ada empat kompetensi yang  harus dimiliki guru sebagai agen pembelajaran. Keempat kompetensi itu adalah  kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan  kompetensi sosial. Melalui keempat kompetensi yang dimiliknya guru harus mampu menjadi panutan dan mampu membangun karakter dan jati dirinya dahulu sebelum  mengajar peserta didiknya. Salah satu langkah yang dapat diambil sebagai calon  generasi pendidik adalah dengan menempatkan dirinya sebagai mahasiswa di dalam  sebuah Lembaga Pendidikan Guru. Lembaga Pendidikan Guru memiliki peranan yang  sangat penting dalam menyiapkan guru yang berkarakter. Hal ini dikarenakan, lembaga  pendidikan guru dapat menjadi wadah yang tepat dalam menginternalisasikan nilai-nilai  pada calon guru yang nantinya akan disalurkan ke peserta didik dan menciptakan  lingkungan yang kondusif dalam penanaman pendidikan karakter. 

Menurut Noddings dalam Nucci & Narvaez (2008, 161-174) mengatakan “If we  would teach the young to be moral persons, we must demonstrate moral behavior from  them. From the care prespective, we must show what it means to care.” Implementasi  dalam kutipan tersebut mengajarkan seseorang untuk bermoral, guru harus lebih dulu  mencontohkan atau menunjukkan kebiasaan bermoral pada siswa. Dalam prespektif  moral guru harus menunjukkan makna dari peduli melalui tindakan dan perbuatannya.  Hal ini sejalan dengan peran mahasiswa calon guru yang nantinya harus bisa menjadi  model atau teladan yang baik bagi para siswa didiknya. 

Dari penjelasan di atas penulis menyimpulkan pendidikan karakter merupakan  usaha untuk mengubah dan membangun kebiasaan siswa yang tadinya kurang baik  menjadi baik dan yang baik menjadi lebih baik. Tidak hanya itu pendidikan karakter  bertujuan untuk membangun siswa lebih beriman, bertaqwa, berakhlak mulia yang  mempunyai jiwa kreatif, inovatif, dan kompetitif. Oleh karena itu wujud kontribusi dari  punulis jika menjadi lulusan untuk Indonesia adalah dengan menjadi generasi pendidik  yang kompeten dan berkarakter ungul yang nantinya bisa mengarahkan siswa dan siswi  membangun Indonesia untuk lebih baik.

(ed/L)

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA 

Husnul Abdi, 2019. 27 Kata Bijak tentang Pendidikan dari Para Tokoh Terkenal, Agar  Semangat Belajar. https://m.liputan6.com/hot/read/4082863/27-kata-bijak tentang-pendidikan-dari-para-tokoh-terkenal-agar-semangat-belajar. [18 Januari  2021, pukul 10.21] 

Muhammad Ihsan, 2016. Arti dan Tujuan Pendidikan Menurut Pakar.  https://unjkita.com/arti-dan-tujuan-pendidikan-menurut-pakar/ . [18 Januari  2021, pukul 11.50]  

Mas Min, 2017. 14 Pengertian Siswa Menurut Para Ahli Terlengkap. https://www.pelajaran.co.id/2017/27/pengertian-siswa-menurut-para-ahli.html.  [18 Januari 2021, 12.15] 

Normandiri, 2017. Matematika unuk SMA/MA kelas XI Kelompok Wajib. Jakarta:  Erlangga 

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar  Nasional Pendidikan. 

http://pelayanan.jakarta.go.id/download/regulasi/peraturan-pemerintah-nomor 19-tahun-2005-tentang-standar-pendidikan-nasional.pdf. [18 Januari 2021,  12.27] 

Nucci, Larry P. & Narvaez, Darcia. Eds. 2008. Handbook of Moral and Character  Education. New York and London; Routledge Taylon & Francis Group