Yanto Basna Bangga Meski Dikasari Boaz ‘Sang Idola’

kabarin.co – JAYAPURA – Kemarin merupakan hari yang yang sarat makna bagi bek Persib Bandung, Rudolof Yanto Basna. Sore yang indah baginya ketika ia ikut mempersembahkan kemenangan 2-0 Maung Bandung atas tuan rumah Persipura Jayapura di Stadion Mandala, Jayapura.

Itu merupakan sukses Persib yang akan dicatat sejarah sebagai kemenangan pertama di Tanah Papua. Istimewanya lagi, pesta Maung Bandung itu terjadi di Jayapura, kampung halaman Yanto Basna.

Yanto Basna yang beroperasi di bek tengah, bermain sangat disiplin dan tangguh mengawal barisan pertahanan bersama Vladimir Vujovic. Beberapa kali ia mampu melakukan antisipasi umpan-umpan lambung, memanfaatkan posturnya yang tinggi.

“Ini merupakan kemenangan yang sangat spesial karena sulit sekali bagi tim-tim di luar Papua mengalahkan Persipura di Jayapura. Saya bersyukur kepada Tuhan,” tutur Yanto Basna.

Bukan hanya kemenangan Yanto Basna bersama Persib di tanah kelahirannya yang menurutnya unik. Baginya, melawan sang idola, Boaz Solossa, dirasa menjadikan laga tersebut cukup spesial.

Sebagai lawan, Yanto Basna sedari awal tentu tak berharap sang idolanya itu yang berposisi sebagai penyerang, bakal mengendurkan kemampuannya menerobos lini pertahanan.

“Boaz memang idola saya sejak kecil dan dulu saya ingin jadi pemain bola sepertinya,” ucap mantan pemain Mitra Kukar itu.

Tak pernah hilang dalam benaknya, keinginan kuat untuk bermain dengan sang idola. Namun, kenyataan berkata lain. Yanto Basna dan Boaz malah dipertemukan di lapangan sebagai lawan.

“Saya harus membuant pikiran tentang semua pemain idola saya di lapangan. Profesional saja, Boaz adalah pemain lawan yang juga harus saya antisipasi ketika di lapangan,” tutur Yanto Basna.

Pemain kelahiran Sorong itu pun tak boleh luput menjaga pergerakan Boaz di lapangan. Benar, ketangguhan Yanto Basna menjaga lini pertahanan mendapat apresiasi tersendiri dari sang idola di dalam pertandingan.

Boaz yang mulai frustrasi, mulai bermain lebih keras lagi untuk lepas dari penjagaan Yanto Basna. Pemain yang ingin melanjutkan kuliah hingga pascasarjana itu pun ditendang Boaz pada menit ke-81 sampai mengerang kesakitan memegang kakinya.

Saat itu posisinya sudah terjatuh setelah duel dengan Boaz. Meski demikian, tak ada perasaan kesal bagi Yanto Basna setelahnya.

Ia justru bangga bisa satu lapangan dengan Boaz, kendati sebagai lawan di sore itu. Yanto Basna bahkan kagum dengan sportivitas pemain idolanya itu beberapa saat usai insiden kecil itu terjadi.

“Saat itu usai pelanggaran, Boaz langsung meraih tangan saya dan meminta maaf. Ia memang pemain dengan kepribadian yang patut dicontoh,” tutur Yanto Basna.

Ia pun mengungkapkan, Boaz juga kerap memberikan motivasi kepadanya pada momen-momen tertentu. Nasihat idolanya itu pula yang membuatnya semakin terlecut menjadi pesepak bola hebat secara kemampuan maupun kepribadian.(cnn)