YLKI: Gas 3 Kg Langka di Pasar, Itu Tanda-tanda Subsidi Akan Dicabut

kabarin.co – Beberapa hari terakhir terjadi kelangkaan gas LPG tiga kilogram di sejumlah daerah. Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi menuturkan hal itu merupakan tanda-tanda pencabutan subsidi.

“Banyak konsumen rumah tangga menjerit karena harus mengantri cukup lama bahkan tidak mendapatkannya. Hal ini sebenarnya lagu lama yang acap terjadi dan terbukti merugikan konsumen karena harus membeli dengan harga yang melambung. Pernyataan Pertamina bahwa kelangkaan ini dipicu oleh permintaan yang naik menjelang Natal dan Tahun Baru, adalah tidak cukup rasional,” ujar Ketua Pengurus Harian YLKITulus Abadi, Jumat (8/12/2017).

YLKI: Gas 3 Kg Langka di Pasar, Itu Tanda-tanda Subsidi Akan Dicabut

Ia menduga pemicu pertama kelangkaan gas elpiji 3 kg adalah adanya perbedaan harga yang jomplang antara  gas elpiji 3 kg dengan gas elpiji 12 kg.

Sehingga harga yang seperti ini adalah banyak pengguna gas elpiji 12 kg berpindah menjadi pengguna gas elpiji 3 kg.

Selain murah, banyak konsumen 12 kg yang berpindah ke 3 kg karena dianggap praktis, mudah dibawa. Konsumen kaya pun tak malu-malu menggunakan gas elpiji 3 kg karena alasan ini,” ujarnya.

Tak hanya itu, kata Tulus, terjadi banyak penyimpangan distribusi gas elpiji 3 kg. Semula pola distribusi gas elpiji 3 kg bersifat tertutup, artinya konsumen yang berhak saja yang boleh membelinya.

“Sekarang distribusi tersebut bersifat terbuka/bebas, sehingga siapa pun bisa membelinya. Ini menunjukkan adanya inkonsistensi pola distribusi oleh pemerintah,” jelasnya.

Akibat dari disparitas harga dan penyimpangan distribusi itu maka terjadi migrasi/perpindahan dari pengguna 12 kg menjadi pengguna 3 kg.

Banyak pengguna gas elpiji 12 kg yang berpindah ke 3 kg, lantan harga  12 kg dianggap sangat mahal sementara harga 3 kg sangat murah, karena disubsidi.

“Kondisi ini makin parah manakala terjadi penyimpangan/pengoplosan oleh distributor dan atau agen nakal. Mereka mengoplos demi mendapatkan keuntungan yang lebih besar.  Dari sisi kebijakan subsidi kelangkaan ini juga dipicu oleh sinyal bahwa pemerintah akan mencabut subsidi gas elpiji 3 kg,” tuturnya.

Hal ini diawali dengan pemangkasan slot kuota gas elpiji 3 kg yang semula sebanyak 6.5 metrik ton dipangkas menjadi 6.1 metrik ton, berkurang 400 ribuan metrik ton.

“Sementara permintaan gas elpiji 3 kg malah naik. ya pasti suplai berkurang alias langka! Pemerintah makin limbung saat subsidi gas elpiji 3 kg terus melambung karena penggunaan gas elipiji 3 kg terus meningkat,” jelasnya.

Lantaran itu, jika pemerintah serius untuk memasok konsumen menengah bawah  dengan subsidi gas elpiji, maka tingkatkan pengawasan terhadap potensi penyimpangan distribusi.

Pemerintah daerah harus turun ke lapangan untuk melakukan pengawasan, jangan hanya berpangku tangan saja. Selain itu, pemda juga harus beri sanksi tegas bagi oknum distributor yang terbukti melakukan malpraktik distribusi dan melakukan pengoplosan.

Ia meminta Polri harus lebih bergigi untuk melakukan penegakan hukum.

“PT Pertamina juga harus tegas untuk memutus kerjasama dengan distributor nakal. Tanpa hal itu maka penyimpangan distribusi dan pelanggaran hak-hak konsumen menengah akan semakin besar. Mendapatkan gas elpiji dengan harga terjangkau adalah hak konsumen yang harus dijamin keberadaannya,” ujarnya. (epr/trb)

Baca Juga:

Gas 3 Kg Langka, Warga Kota Tangerang Menjerit

Gas Elpiji 3 Kg Beirisi Air Beredar di Depok

2017 Beli Gas Elpiji 3 Kg Pake Kartu Khusus

70 Persen Elpiji Berasal dari Impor, Pemerintah Diminta Transparan

Mulai Tahun Depan Akan Ada Pembatasan Elpiji 3 Kg