Jakarta, kabarin.co – Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menandatangani Letter of Intent (LoI) bersama Universitas Kuala Lumpur (UniKL) dan Education Malaysia Global Services (EMGS) dalam sebuah seremoni resmi yang berlangsung di Grand Ballroom Hotel Grand Hyatt Jakarta. Kerjasama ini ditujukan untuk memperkuat ekosistem pendidikan vokasi berbasis Islam yang unggul dan berstandar global.
Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kerjasama ini merupakan langkah nyata dalam merealisasikan visi Sumatera Barat sebagai pusat pendidikan vokasi Islami. “Ini adalah langkah konkret, bukan simbolis,” ujar Mahyeldi.
Dia juga menegaskan pentingnya sinergi antara kemampuan teknis dan nilai-nilai keislaman dalam membentuk generasi muda Minangkabau.
Salah satu program unggulan yang menjadi bagian dari kerjasama ini adalah Huffaz Profesional TVET Minangkabau. Program tersebut mengintegrasikan pelatihan vokasi berbasis industri dengan hafalan Al-Qur’an dan pembentukan karakter. Menurut Mahyeldi, model ini adalah bentuk pendidikan yang menyatukan antara ilmu duniawi dan ukhrawi.
UniKL sebagai mitra utama akan terlibat dalam pengembangan kurikulum, pelatihan guru, pertukaran pelajar, hingga program inkubasi kewirausahaan Islami. Gubernur Mahyeldi mengungkapkan apresiasinya atas komitmen UniKL untuk berperan aktif sebagai mitra strategis dalam inisiatif besar ini.
Sementara itu, EMGS akan memainkan peran penting dalam mendukung mobilitas akademik pelajar Sumatera Barat ke Malaysia. Layanan yang disediakan meliputi fasilitasi visa pelajar, program persiapan keberangkatan, hingga dukungan kehidupan kampus bagi pelajar Indonesia di Malaysia. “Ini menjadi peluang besar untuk meningkatkan daya saing global anak-anak kita,” kata Mahyeldi.
Gubernur juga menyoroti pentingnya sinergi antara nilai-nilai lokal Minangkabau yang Islami dengan standar pendidikan internasional. Dengan filosofi “Adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah”, kerjasama ini diharapkan menciptakan harmoni antara kearifan lokal dan kebutuhan global.
Lebih lanjut, Mahyeldi menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Sumatera Barat tidak ingin program ini hanya dirasakan oleh siswa di kota besar saja. Pemerataan akses akan menjadi prioritas, sehingga sekolah-sekolah di daerah tertinggal pun mendapat kesempatan yang sama dalam menikmati program pendidikan internasional ini.
Untuk memastikan keberhasilan implementasi, Pemprov akan membentuk tim kerja lintas dinas dan melibatkan berbagai pihak, termasuk dunia industri. Langkah ini dilakukan agar program tidak hanya berjalan secara administratif, tetapi juga mampu memberikan dampak nyata terhadap kualitas SDM dan kesiapan kerja lulusan vokasi.
Gubernur Mahyeldi menekankan pentingnya keberlanjutan program. Oleh sebab itu, sistem evaluasi akan dibangun bersama UniKL dan EMGS, guna memantau capaian program dan melakukan perbaikan secara berkala. “Kami tidak ingin ini hanya jadi proyek jangka pendek,” tegasnya.
Acara ini ditutup dengan harapan agar kerjasama ini menjadi tonggak baru bagi kebangkitan pendidikan Islam berbasis vokasi di Indonesia. “Semoga langkah ini menjadi pembuka jalan bagi generasi emas yang akan membangun masa depan bangsa dengan semangat madani dan berdaya saing global,” tutup Mahyeldi.
(*)