“Karena itu bagaimanapun, kita sudah merintis, beberapa tahun yang lalu, kita sudah buka kerja sama dengan Korea dalam pengembangan jet tempur KFX-IFX. Kita menilai masih banyak, mungkin kekurangan,” ungkap Prabowo.
Dirinya mengatakan, bila proyek pengembangan pesawat jet tempur tersebut rampung, Indonesia dapat menghemat biaya belanja alutista. Karena jika dihitung, pengeluaran untuk KFX-IFX itu sekitar USD 60 juta atau setengah dari harga jet tempur Dassault Rafale.
“Kalau sekarang kita beli pesawat generasi 4, Rafale misalnya. Harganya sangat-sangat mahal. Mungkin 120 juta Euro tanpa dukungan-dukungannya. Kalau kita nanti KFX/IFX mungkin harganya bisa jadi 60-70 juta USD. Setengah,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Prabowo menyampaikan hal tersebut pada acara seminar nasional yang diadakan oleh TNI Angkatan Udara bertajuk ‘Tantangan TNI AU dalam Perkembangan Teknologi Elektronika Penerbangan’. Acara ini dibuka secara langsung oleh Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Fadjar Prasetyo.
Seminar ini membahas seputar strategi TNI AU dalam menghadapi perkembangan militer yang mengarah kepada teknologi elekronika. Acara ini dilangsungkan di Gedung Puri Ardhya Garini, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.(pp)