Deddy Corbuzer Menerima Pangkat Letkol Tituler Dari Menhan Prabowo,Dianggap Mempunyai Kemampuan Khusus yang Dibutuhkan TNI

Berita1 Views

Kabarin.co – Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menyematkan pangkat letnan kolonel tituler kepada presenter kondang Deddy Corbuzier beberapa waktu lalu.

Juru bicara Menhan Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut, pertimbangan pemberian pangkat tituler karena Deddy mempunyai kemampun khusus yang dibutuhkan TNI, yakni kapasitas komunikasi di media sosial.

Menurut Dahnil, kemampuan dan performa Deddy ini akan membantu TNI untuk menyebarkan pesan-pesan kebangsaan, termasuk sosialisasi tugas-tugas TNI dalam rangka menjaga pertahanan Indonesia.

Dengan menyandang pangkat tersebut, Deddy pun otomatis akan terikat dengan aturan militer, selayaknya prajurit TNI pada umumnya.

“Termasuk kehilangan hak pilih selama dia bertugas. Pangkat tituler itu diberikan bersifat sementara selama yang bersangkutan menjalankan tugasnya,” kata DahnilĀ  Minggu (11/12/2022).

Dengan penyematan ini, Deddy kini mempunyai tugas, yakni sebagai duta komponen cadangan (komcad).

Sebetulnya, Prabowo telah mendapuk Deddy menjadi duta komcad sejak pertengahan Oktober 2021.

Adapun komcad merupakan program sukarela atau tidak wajib yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara (PSDN).

Selain duta komcad, Dahnil mengatakan bahwa Deddy mempunyai tugas untuk melakukan sosialisasi sekaligus kampanye terkait isu-isu pertahanan di media sosial.

“(Tugas lain) sosialisasi dan kampanye pertahanan dan TNI di sosmed,” ungkap Dahnil.

Selain itu, Dahnil menyebut dasar hukum pemberian pangkat ini, yakni Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 39 Tahun 2010 tentang Administrasi Prajurit.

Kemudian, Peraturan Panglima TNI (Perpang) Nomor 40 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Panglima Tentara Nasional Indonesia Nomor 50 Tahun 2015 tentang Kepangkatan Prajurit Tentara Nasional Indonesia yang dikeluarkan oleh Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan Jenderal Dudung Abdurachman.

Dahnil menambahkan, pangkat tituler yang diterima Deddy akan berakhir apabila tugasnya dianggap telah tuntas.

Apabila tugasnya sudah rampung, Deddy nantinya akan digantikan oleh penerusnya secara organik.

“Iya (durasi waktu) sementara sampai tugasnya dianggap tuntas dan ada yang bisa menggantikan secara organik,” imbuh Dahnil.

Paku Alam hingga pilot Garuda

Penyematan tituler terhadap Deddy menambah daftar jumlah para penerimanya. Berikut daftarnya:

Tituler TNI Angkatan Darat

1. Paku Alam VI

2. Paku Alam VII

3. Paku Alam VIII

4. Mangkunegara VII

5. Mangkunegara VIII

6. Nugroho Notosusanto

7. Soerjadi Soerjadarma

8. Pakubuwana X

9. Pakubuwana XII

10. Hamengkubuwana VIII

11. Hamengkubuwana IX

12. Kolonel tituler Melanchton Sirega

13. Kiyai Haji Darip Klender

14. Teungku Muhammad Daud Beureu’eh

15. Letnan Kolonel Tituler Idris Sardi

16. Teuku Nyak Arif

17. Letnan Kolonel Tituler Deodatus Andreas

18. Letnan Kolonel Tituler Deddy Cahyadi Sunjoyo atau Deddy Corbuzier

Tituler TNI Angkatan Udara

1. Letkol Tituler Vira Nugraha Parantha Soemakno

2. Letkol Tituler Dody Darmawan

3. Letkol Tituler Hilman Nugrah

4. Letkol Tituler Ludwig Bayu

Adapun keempat tituler yang diberikan TNI Angkatan Udara kesemuanya merupakan pilot Garuda Indonesia.

Murah dan mudah

Di sisi lain, penyematan tituler oleh Prabowo terhadap Deddy menuai kritik publik.

Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi menilai kesan penyematan letnan kolonel tituler terhadap Deddy murah dan mudah diberikan.

Hal ini karena penyematan tersebut sebagai bentuk penghargaan, bukan penugasan.

“Ini kesannya kok pangkat tituler jadi murah dan mudah diberikan. Apalagi pangkat tersebut bukanlah bentuk penghargaan melainkan penugasan. Ada konsekuensi yang melekat pada pangkat itu,” kata Fahmi, Minggu.

Lantas, Fahmi pun mencontohkan penghargaan tituler yang diterima oleh sejumlah tokoh karena keberhasilannya dalam menjalankan tugasnya.

Misalnya, mendiang Idris Sardi, seorang komponis besar Indonesia yang mendapat pangkat tituler.

Fahmi mengatakan, Idris Sardi menerima tituler berkaitan dengan tugasnya memimpin dan membina Korps Musik TNI.

Pangkat diberikan karena dia harus memimpin dan mengendalikan sejumlah prajurit.

Selanjutnya ada pangkat brigadir jenderal tituler yang diberikan pada sejarawan Universitas Indonesia, Nugroho Notosusanto.

Pangkat diberikan karena Nugroho mendapat tugas memimpin Pusat Sejarah TNI dan menyusun sejarah nasional Indonesia merdeka.

“Hingga akhirnya menjadi Rektor UI serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (1983-1985),” ungkap Fahmi.

Di sisi lain, Fahmi menegaskan, pemberian pangkat tersebut sebaiknya dibarengi dengan kejelasan mengenai tugas.

“Ini harus jelas. Pangkat tituler bukan hal main-main atau bisa diberikan suka-suka. Kalau tidak, mengapa menteri atau pejabat kementerian pertahanan yang berasal dari sipil dan non ASN seperti para staf khusus menteri tidak mendapat pangkat tituler?” ujarnya.(PP)